11 ⩩ ANEH

351 40 8
                                    

"Jika jiwa dan ragamu terperangkap dalam belenggu setan, sudah dipastikan setiap dirimu dikendalikan oleh nafsu sepenuhnya."

❍⊷⊷❍

Sudah satu minggu berlalu semenjak Virga memberikan Vea kado ulang tahun berupa kalung antik tersebut, sikap gadis itu berubah menjadi aneh.

Biasanya ia selalu ceria, dan tiada hari tanpa senyuman diwajahnya, namun beberapa hari terakhir ini berbeda. Senyuman itu kian menghilang, sekali ia tersenyum malah membuat orang bergidik ngeri, karena ia senyum-senyum sendiri.

Seperti saat ini Vea sedang mengurung dirinya di kamar. Sudah dari kemarin dia tidak keluar untuk sarapan. Hingga membuat Virga tanpa henti mengetuk pintu kamar adiknya itu.

"Ve, buka pintunya Dek, lo ada masalah apa? Sejak kemarin tingkah lo aneh, gampang emosi, nangis sendiri, ketakutan sendiri," ucap Virga dari depan pintu kamar bercat pink baby tersebut sambil membayangkan perubahan drastis dari adiknya selama beberapa hari belakangan ini.

Tidak ada sahutan dari Vea. Namun, tidak lama kemudian terdengarlah suara barang-barang yang dibanting oleh Vea dari dalam kamar. Hal tersebut membuat Virga kaget. Apa ucapannya membuat Vea tersinggung? Itulah yang ada dipikiran Virga saat ini.

"Dek, lo kenapa begini! Bukain dong pintunya, biarin Abang masuk," ucap Virga sambil menggedor-gedor pintu dengan keras. Ia sangat khawatir dengan keadaan adik semata wayangnya itu.

"TINGGALIN GUE, JANGAN GANGGU GUE!!!" teriak Vea histeris, dengan suara bantingan barang-barang yang semakin keras.

"Ve, lo tenang dulu, okey! Bukain pintunya biar kita bicarakan semuanya baik-baik," bujuk Virga berharap agar adiknya itu tenang.

"TINGGALIN gu ... gue ... sen ... diri ...!" teriak Vea namun semakin lama suaranya terdengar melemah. Hingga beberapa menit kemudian, tidak ada lagi suara pecahan barang ataupun tangisan dari Vea, membuat Virga bernapas lega.

"Vea, sekarang Abang minta lo bukain pintunya ya," bujuk Virga lagi. Akan tetapi, tidak ada sahutan. Hal itu membuat Virga menjadi khawatir akan keadaan adiknya itu.

Dengan sekeras mungkin Virga menggedor pintu namun tidak ada respon sama sekali. Dengan secepat kilat Virga berlari menuju kamarnya dan mengambil kunci serap. Untung saja, dulu ia sempat memegang kunci serap kamar Vea.

Tanpa menunggu lama, Virga langsung membuka pintu perlahan. Setelah daun pintu terbuka lebar Virga terkejut bukan main melihat kamar adiknya yang sudah seperti kapal pecah itu. Sebenarnya masalah apa yang sedang dialami adiknya hingga ia bertingkah seperti ini? Itulah pertanyaan yang bergelayut dibenak Virga.

Namun, pemandangan selanjutnya lebih membuat Virga terkejut. Tepat, di samping ranjangnya Vea sudah tergeletak tidak berdaya di lantai. Wajahnya pucat pasi, bibir kering, dan keadaan tubuhnya yang acak-acakan. Dengan sigap Virga menghampiri adiknya yang tidak sadarkan diri itu. Diraihnya kepala Vea dan ditaruhnya ke atas pangkuannya.

"Ve, bangun Dek, jangan kayak gini, Abang khawatir!" racau Virga lemah, tangannya sedang menepuk-nepuk pipi pucat sang adik.
Tanpa menunggu lama Virga langsung membopong tubuh mungil Vea ke atas ranjang gadis itu. Kemudian, Virga langsung men-dial nomor dokter pribadi mereka, yang bernama Dokter Ervans.

"Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" tanya Virga kepada dokter Ervans yang sedang memeriksa tekanan darah Vea menggunakan stetoskop.

"Tenang Virga, secara fisik tidak ada masalah apapun pada Vea, sekarang dia sedang tertidur karena efek obat yang saya berikan padanya," ungkap dokter Ervans sambil menepuk pundak Virga.

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang