13 ⩩ Retaknya Persahabatan

317 33 8
                                    

"Berpikir positif dan tetap tenang jika kau ingin menang melawan cenayang."

❍⊷⊷❍

Sejak dari rumah dokter Teta, Vea selalu melamun. Virga mencoba mengajak adiknya itu untuk mengobrol di mobil tadi, namun nihil, Vea tidak merespon ucapan Virga, jangankan untuk merespon diliriknya saja pun tidak.

Saat ini Virga selalu memperhatikan gerak-gerik Vea yang turun dari mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya. Virga kemudian memarkirkan mobilnya digarasi dan menyusul Vea yang sudah memasuki rumah.

"Ve, lo masih marah ya sama Abang?" tanya Virga mengambil sebelah tangan Vea.

Vea pun menghentikan langkahnya dan melepaskan cekalan Virga, kemudian berucap tanpa melihat ke arah pria itu.

"Gue capek mau istirahat, jadi tolong jangan ganggu gue untuk sementara waktu ini."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Vea melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya, dan menghempaskan daun pintu dengan sangat kuat membuat Virga terkejut.

Tubuh Virga seakan lemas, dan ia mulai berjalan gontai menuju kamarnya, seperti halnya Vea ia juga butuh refreshing otak saat ini.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Saat ini Virga tanpa lelah sudah lebih setengah jam berdiri di depan pintu kamar Vea. Mengetuk pintu bercat pink baby tersebut sambil meneriaki nama Vea yang menyuruhnya untuk makan.

"Dek, buka pintunya, ayo makan dulu, dari tadi siang lo belum makan, kan?" tanya Virga lembut, jika saja saat ini ia masih memegang kunci serap kamarnya Vea ia sudah membuka kamar itu dari tadi. Sejak kejadian mereka kemarin Vea meminta kunci serap kamarnya kepada Virga dengan sedikit perdebatan, ya tentu saja perdebatan itu akan dimenangkan oleh Virga.

"Dek ... ayo dong kita makan mal ...."

Ning ... Nong ... Ning ... Nong ....

Ucapan Virga terpotong ketika mendengar bel rumahnya berbunyi, pertanda ada tamu yang sedang menunggu di luar.

"Ck, siapa sih yang bertamu malam-malam begini, ganggu orang aja," umpat Virga kesal.

"Dek, gue bukain pintu dulu ya, ada tamu," ucap Virga namun tidak disahuti oleh Vea.

Dengan wajah ditekuk Virga pergi menuju lantai dasar untuk melihat orang yang bertamu malam-malam begini, tidak mungkin orang tuanya karena orang tua mereka masih di luar negeri untuk urusan bisnis.

Suara bel masih berbunyi keras, hingga membuat Virga kesal dan meneriaki manusia dibalik pintu tersebut. "Sabar woy, bikin ilfeel aja nih manusia."

Virga kemudian memegang handle pintu dan membukanya dengan wajah ditekuk.
Namun, anehnya tidak ada siapapun di depan pintu, hanya malam gelap dengan angin semilir yang menusuk pori-pori kulit Virga.

"Ehh, mana orangnya?" Virga celingak-celinguk dan berjalan diteras rumah.

"Pasti orang iseng nih ngerjain gue," kesal Virga kemudian masuk lagi ke dalam rumah dan menutup pintu.

Belum jauh ia melangkah dari daun pintu, terdengar lagi bel berbunyi. Virga pun memejamkan matanya sekilas kemudian menarik napas dan ia keluarkan lewat mulut, pertanda ia sedang kesal sekarang. Ia pun berjalan dengan sangat kencang menuju pintu dan membukanya.

"Dasar bang ... ke ...," ucap Virga mendapati tidak ada seorang pun di luar.

Virga kemudian berteriak, "keluar lo bangke! Jangan main belakang gini, kayak anak kecil tau nggak," omel Virga tak ubah seperti emak-emak arisan.

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang