44 ⩩ PUNCAK PERJUANGAN

262 28 1
                                    

"Kematian dan kehidupan, kedua hal yang berbeda dalam ucapan, namun kedua hal itu sama-sama berdampingan, dan tidak pernah meninggalkan manusia barang sedetik pun."

❍⊷⊷❍

Vea masih menangis memeluk jasad kakaknya. Sudah tiga nyawa melayang demi menyelamatkannya. Namun, kalung itu masih belum lepas dari lehernya. Karena ratu pencipta kalung ini masih hidup, dan sekarang sedang bertarung dengan David. Vea sungguh merasa cemas dengan keadaan David, ia meletakkan tubuh tak bernyawa Virga di lantai goa dengan sedikit tak rela.

Di tengah pertarungannya dengan nyi Kendal, David kehilangan fokus saat dirinya melihat gadis itu mendekat ke arah mereka. Alhasil, David terkena serangan nyi Kendal hingga ia terpentok ke dinding goa, saking kerasnya, dinding goa tersebut langsung retak akibat benturan punggung David.

"Vea, jangan mendekat! Kau pergilah!" teriak David dengan sisa kekuatannya.

Sementara itu, Vea sudah bersiap ingin memukul nyi Kendal dengan balok kayu. Sungguh payah, memang dia pikir sang ratu setan akan takut dengan balok kecil begitu. Pikir David.

Selangkah lagi Vea berhasil untuk memukuli wanita tersebut, namun langkahnya terhenti karena lehernya terasa tercekik. Ia menjatuhkan balok itu dan memekik sambil memegangi lehernya. David yang melihat keanehan pada Vea langsung terkejut.

Sedangkan nyi Kendal tertawa terbahak-bahak melihat keadaan Vea. "Berarti waktunya telah tiba, sekarang jam 6.16, kalungku akan membunuhmu, dan menjadikanmu budakku yang terkuat di dunia hitam!"

Ia semakin tertawa kencang, melihat gadis itu sudah menderita akibat kalung tersebut. Wajahnya membiru memperlihatkan urat-urat lehernya, matanya terbelalak ingin keluar, pasokan oksigen di dadanya sudah menipis.

Di tengah rasa sakitnya, Vea teringat kepada seorang kakek yang beberapa hari lalu, memberikannya sebuah boneka jerami. Boneka itu bukan boneka sembarangan, tapi boneka itu bisa menjadi malaikat maut bagi wanita setan itu.

Vea berusaha mengingat-ingat dimana letak boneka itu. Hingga tatapannya mengarah pada tas Reza yang tergeletak tidak jauh dari tempatnya saat ini. Ia menatap nyi Kendal yang masih tertawa melihat penderitaannya, sementara David entah sejak kapan ia sudah tergeletak lemas. Apa mungkin dia telah dimusnahkan lagi oleh nyi Kendal? Batin Vea.

Merasakan sentakan kuat di lehernya semakin menjadi-jadi. Vea berjalan sempoyongan seraya memegang lehernya mendekati tas tersebut. Ia sengaja menjatuhkan tubuhnya di dekat tas tersebut. Lalu satu tangannya merogoh ke dalam tas hitam itu. Hingga, tangannya berhasil menggapai benda tersebut.

Tanpa Vea sadari, ternyata nyi Kendal sudah berdiri menatapnya. Tawa wanita itu kembali pecah saat melihat benda yang sedang berada di tangan Vea saat ini, benda itu adalah boneka jerami itu.

"Semangat hidupmu besar sekali, aku jadi kagum padamu. Bukannya menikmati rasa sakit akibat kalung saktiku ini, kau malah sibuk mencari boneka jerami itu," ucap nyi Kendal remeh. Tadi pada awalnya ia sempat kaget melihat boneka itu berada ditangan gadis itu. Ia bertanya-tanya darimana gadis itu mendapatkan boneka tersebut, karena boneka ini sudah lama ia cari.

Namun, meskipun begitu, tampaknya gadis itu tidak tahu bagaimana cara menggunakan boneka itu, hal itu membuatnya sedikit lega.

"G-gue bakalan b-bunuh lo, p-pake boneka i-i-ni!" ucap Vea terbata-bata sambil mengacungkan boneka jerami itu di udara.

Wanita itu tertawa keras lagi. Rasanya siluman ini sudah banyak menghabiskan suaranya untuk tertawa, apa tenggorokannya tidak terasa sakit? Batin Vea kesal melihat keangkuhan wanita itu.

Misteri Kalung 6.16 [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang