Sahabat harus mengorbankan segalanya untuk sahabatnya, bukan? Jadi, hiduplah dengan baik untuk membalas pengorbanan kami.
- Reza & Fara
❍⊷⊷❍
Nyi Ratu Kendal masih mengkhawatirkan kepergian Aster dan Gavin juga mengkhawatirkan David.Virga yang merasa punya kesempatan untuk berlari pun berusaha berdiri. Virga memegang kepalanya yang begitu pusing karena terus berguling saat serangan Nyi Ratu Kendal mengarah padanya.
Virga berjalan dengan tertatih-tatih. Baru beberapa langkah ia berjalan, serangan Nyi Ratu Kendal kembali mengarah padanya.
"ABANG!" teriak Vea. Air matanya luruh begitu saja ketika melihat serangan Nyi Ratu Kendal mengenai dinding gua di belakang Virga.
Setelah serangan itu menghilang, Virga menoleh menatap Reza yang segera menarik tangannya agar terhindar dari serangan itu.
"Thanks, Rez," ucap Virga yang dibalas anggukan singkat dari Reza. Reza tidak mau kepura-puraannya terbongkar.
Melihat Virga yang masih selamat dari serangannya membuat Nyi Ratu Kendal semakin marah. "Kau akan segera mencapai ajalmu!" geram Nyi Ratu Kendal. Ia kembali mengarahkan tangannya pada Virga.
Namun, Virga berusaha berlari agar posisi pertarungan mereka bisa membelakangi Vea. Reza sempat berbisik padanya untuk bertahan, jangan sampai terkena dengan serangan itu dan menggunakan serangan Nyi Ratu Kendal sebagai kesempatan untuk mereka menyelamatkan Vea.
Tentu saja Virga menyetujui. Keselamatan adiknya lebih penting daripada nyawanya. Bahkan Virga sudah tidak lagi memikirkan rasa takutnya pada setan di depannya ini.
Virga menunduk dan menghindari serangan Nyi Ratu Kendal dengan cekatan. Sesekali ia melirik ke belakang Nyi Ratu Kendal, memastikan apakah mereka berhasil menyelamatkan Vea atau belum.
Reza dan Fara terus berusaha melepaskan benang itu secepat yang mereka bisa. Benang ini tidak seperti benang biasa yang mudah putus.
"Kita perlu gunting atau pisau biar cepet," ucap Reza sembari menggesekkan resleting jaketnya pada benang di tubuh Vea.
Reza mengelap keringat yang jatuh dari dahinya. Ia memegang tangan yang ia gunakan untuk menggesek sesekali memijatnya pelan. Sungguh melelahkan.
"Yang bawa gunting cuma Gavin," balas Fara. Fara merasa kesal karena pemotong kuku ini tidak tajam. Bahkan untuk memotong benang seperti ini saja butuh beberapa waktu.
Fara mengedarkan pandangannya. Matanya menangkap sebuah tas yang dibawa Gavin tadi tergeletak tak jauh dari posisi pertempuran Nyi Ratu Kendal dengan Virga.
"Rez, itu tas Gavin. Di situ pasti ada guntingnya," ucap Fara menggebu-gebu.
Fara hendak melangkah tapi lengannya digenggam oleh Reza. "Jangan, Far. Disitu bahaya. Ratu setan itu bisa lihat lo!" ucap Reza sambil menggelengkan kepalanya kuat.
"Tapi kita harus cepetan menyelamatkan Vea. Gunting kuku sama resleting jaket doang gak cukup, Reza!"
"Jangan, Far. Gue gak mau lo kenapa-kenapa," sahut Vea. Air matanya kembali menetes. Dia terlalu menyusahkan banyak orang.
"Daripada lo yang kenapa-kenapa, gue lebih gak mau! Reza lo tetep bantu lepasin Vea. Gue bakal ke sana sambil ngasih aba-aba ke bang Virga biar pindah posisinya lagi," ucap Fara. Ia berusaha meyakinkan kedua sahabatnya itu.
Reza dan Vea akhirnya mengangguk saja. Percuma, Fara terlalu keras kepala.
Fara berusaha melangkah tapi ia justru tersandung. "Akh!" pekik Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Kalung 6.16 [TAMAT]
Horror[ PROSES REVISI ] Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat, di mana dunia yang kita lihat tak sesimpel yang ada dipikiran orang-orang milineal seperti kita. Keindahan duniawi yang diselubungi akan hawa nafsu membuat kita buta dan tuli...