-ᴀɴɢᴇʟ-
-ʜᴀʀʟᴇᴛ-
-ʙᴇʟʟᴀ-
-ʀᴇᴠᴀ--ʀɪᴢᴋʏ-
-ᴀʀʏᴀ--ᴅᴇꜱɪ-
-ᴀɢɴᴇꜱ-ᴛɪᴜᴘ ʟɪʟɪɴ ɴʏᴀ
🕯🕯🕯
Rizky membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci, matanya bergerak kesana kemari mencari sosok yang mendiami rumah ini. Jika bukan orang tuanya yang sudah pulang, paling juga kakak laki-lakinya.
Beberapa detik berlalu, ia sama sekali tidak mendapati satu orangpun, membuatnya langsung berjalan menuju ruang tengah dan melempar kantong dengan asal.
Melepas penat di kursi empuk yang saat ini ia duduki memang saat-saat yang tepat. Sembari memejamkan mata, Rizky juga kembali mengingat-ingat kejadian yang ia lewatkan dihari ini. Biasanya laki-laki itu akan mengingatnya saat menjelang tidur, namun rasanya, hari ini ia sudah terlalu lelah, sehingga terpaksa Rizky harus mengistirahatkan tubuhnya sejenak diatas sofa.
Bukkkkkk
Rizky menarik kantong yang tiba-tiba saja menghantam wajahnya. Terkejut karena sejak tadi rasanya dia sudah sangat tentram saat memejamkan mata.
"Apa-apaan ini!" geramnya sembari menatap kantong hitam miliknya yang tadi sudah ia lempar kesegala arah.
"Ngapain!" suara itu membuat Rizky menatap kedepan. Sebenarnya ia sudah tahu jika sejak tadi kakaknya berada disana dan langsung melemparinya dengan kantong.
Kakak sialan!
"Tidur, emangnya ngapain lagi?" jawab Rizky tak peduli, ia kembali membenamkan kepalanya kebelakang sambil memejamkan matanya.
"Papah sama mamah belum pulang?"
"Gak tau."
Orang itu menghela nafas sesaat. "Kamu bisa gak bersikap peduli sedikit sama mereka?!" tegasnya.
Rizky membuka sebelah matanya dan menatap kakak laki-lakinya itu dengan heran. "Terus aku harus ngapain? Bikin pesta kejutan setiap kali mereka pulang?" Rizky menjeda ucapannya. "Atau.... Ngucapin selamat tidur untuk mereka? Semoga mimpi indah Pah, Tan, gitu?"
Kakaknya sudah tidak tau harus menasehati Rizky dengan cara apa. "Bisa gak, kamu nggak panggil tan ke istrinya Papah. Bagaimana pun juga dia udah jadi mamah kita!"
Rizky terkekeh. "Wanita itu gak lebih hanya sekedar istri Papah. Dia gak akan pernah bisa gantiin posisi mamah kandung kita!" tanpa berbicara lagi, Rizky kembali memejamkan matanya.
"Satu lagi yang harus kakak tau. Jangan ganggu aku tidur." ujarnya lagi, masih tetap memejamkan matanya.
Laki-laki berpostur tinggi yang dipanggil dengan sebutan 'kakak oleh Rizky itu kini meninggalkan Rizky sendirian. Ia memilih untuk tidak berdebat panjang dengan adiknya, karena percuma saja, semua itu tidak akan berarti apa pun. Rizky tetaplah Rizky, dia adalah sosok keras kepala yang tidak akan mudah untuk dibujuk.
Saat tidak mendengar lagi ocehan dari kakaknya, Rizky membuka matanya, ia sedikit mendudukkan dirinya agar lebih tegak. Padahal tadi Rizky sudah hampir terlelap, tapi karena ulah kakaknya membuat Rizky kehilangan selera untuk kembali tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIUP LILIN (End)
Horror⚠️ PLOT TWIST AREA [cerita ini memiliki konspirasi] Angel mulai mendapati berbagai macam terror misterius yang tidak bisa ia jelaskan. Awalnya ia hanya mengira bahwa mungkin semua itu adalah kejutan misterius dari teman-teman nya? Sebagai hadiah ula...