Sedih itu bukan kemampuan ku, namun jika aku selalu tersakiti, maka aku akan mendapatkan kemampuan itu.
🕯🕯🕯
Laki-laki berkulit putih itu sesekali membenarkan kacamatanya yang hampir melorot. Dia terduduk tidak jauh dihadapan Angel. Mungkin sejak tadi Angel sedikit panik karena kehadirannya yang tiba-tiba dan tanpa sepengetahuan. Namun seperti yang sudah dijelaskan, bahwa laki-laki itu terkadang selalu menjaga UKS jika jam pelajaran sedang kosong. Yah, dia hanya sekadar bantu-bantu jika ada yang memerlukan obat.
"Aku turut berduka atas kepergian ibu kamu, Angel." laki-laki itu mengeluarkan suara seolah merasa bersalah, "aku tahu ini berat, namun, kamu juga tidak boleh terlalu memikirkannya. Maksudku, kamu juga harus memikirkan dirimu saat ini." ujarnya, perhatian.
Angel mengangguk-angguk, ia sadar, bahwa selama ini dirinya terlalu cemas serta tidak memperdulikan keadaan semenjak kepergian ibunya. Tapi tetap saja, semua ini sangat berat. Angel tidak bisa membayangkan bagaimana hari-hari nya dilalui tanpa sesosok ibu. Walau selama ini, keberadaan ibu maupun ayahnya, jarang sekali berada di rumah.
"Makasih, atas saran nya, Rama." sahut Angel, berusaha akrab.
Laki-laki yang di panggil Rama itu tersenyum manis.
Brakk
Seseorang membuka pintu dengan sangat keras, membuat Angel dan Rama menoleh karena kaget.
"Angel?!" terdengar suara Reva yang begitu panik.
Kebetulan, saat itu, Angel yang tengah ditemani mengobrol oleh Rama, sengaja membiarkan gorden disekitarnya terbuka. Hal itu agar membuat suasana diantara mereka tidak terlalu aneh. Belum lagi, itu adalah kali pertama Angel berbincang lama dengan sosok Rama.
"Angel....! Kamu gapapa 'kan?!" Reva yang mengetahui keberadaan Angel, segera menghampiri sahabatnya itu. Kebetulan, tadi Reva sempat datang ke kelas Angel, tepat setelah gadis itu sudah di bawa pergi ke UKS. Hanya saja, karena bel masuk telah berbunyi, membuat Reva mengurungkan niatnya untuk menghampiri Angel, dan memilih untuk bersabar menantikan bel istirahat.
"Gapapa, aku cuma butuh istirahat aja kok...." jawab Angel, dengan keadaan masih tiduran.
Rama yang menyadari bahwa teman-teman Angel banyak yang datang, dia dengan segera berdiri dan hendak pergi meninggalkan UKS.
"Rama!" tahan Angel, saat Rama sudah berjalan melewati beberapa orang.
Rama menoleh.
"Makasih udah temenin aku." jawab Angel akhirnya, diikuti dengan sengiran kecil. Yah, walau tidak banyak yang mereka bicarakan, namun, keberadaan Rama sudah membuat Angel merasa tidak kesepian. Jangan tanya kenapa Angel bisa menjadi akrab dengan laki-laki itu. Secara garis besar, ternyata Rama memiliki hubungan keluarga dengan Bella, keluarga jauh, namun keduanya tampak akrab. Angel juga menganggap kepribadian Rama yang tampak lugu serta tidak terlalu banyak tingkah, membuatnya merasa nyaman.
Rama balas tersenyum sembari mengangguk, lalu ia segera melanjutkan langkahnya.
Tak sengaja, Rama berpaspasan dengan Arya dan Rizky. Rizky yang hendak masuk, namun merasa bahwa tadi Angel tengah berbicara dengan sesosok laki-laki yang baru saja keluar, tampak merasa heran. Sepertinya, Rizky pernah melihat laki-laki itu?
"Rama?" tanya Reva, mengalihkan pandangan Angel, "kamu kenal sama tuh orang? Sejak kapan? Bukan nya, itu temen deketnya Bella ya? Yang Bella ajak ke ulang tahun kamu itu 'kan?" pertanyaan serta ungkapan Reva, membuat Angel kualahan serta memilih untuk mengangguk saja.
Arya yang berada di belakang Reva, segera menghampiri Angel dan sengaja menyenggol tubuh Reva agar menggeser.
"Aw! Arya!" kesal Reva, sambil memukul keras lengan Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIUP LILIN (End)
Horreur⚠️ PLOT TWIST AREA [cerita ini memiliki konspirasi] Angel mulai mendapati berbagai macam terror misterius yang tidak bisa ia jelaskan. Awalnya ia hanya mengira bahwa mungkin semua itu adalah kejutan misterius dari teman-teman nya? Sebagai hadiah ula...