47-TIUP LILIN: Agnes, Desi?

607 142 11
                                    

Kamu tahu? Jika satu orang disekitar mu ada yang membenci mu, maka suatu saat, orang itu akan semakin bertambah, dengan modal gosip menjengkelkan.

🕯🕯🕯

"Angel, kamu tahu bahwa Ayah akan selalu menjaga kamu, sayang...." ujar Ayahnya sebelum Angel keluar dari mobil.

Angel menatap Ayahnya, lalu tersenyum kecil, ia tahu apa maksud dari perkataan sang Ayah. Angel bisa merasakan bahwa atmosfer di keluarganya seakan meredup.

"Sepulang sekolah, Ayah jemput kamu ya?"

Angel mengangguk, lalu dia pamit dan keluar dari mobil. Tadinya Angel merasa enggan untuk sekolah, karena ia rasa, dirinya butuh istirahat yang cukup, semenjak kepergian ibunya, daya tahan tubuh Angel memang mendadak turun. Ditambah lagi rasa cemas, sedih, dan kehilangan yang masih terasa di dalam dirinya.

Angel berusaha mengabaikan tatapan orang-orang yang seakan membicarakannya, yah, tidak heran. Siapa yang tahu jika ada salah seorang yang peduli sampai menyebarkan sesuatu yang Angel sendiri tidak tahu.

Saat memasuki kelasnya, Angel berusaha menyunggingkan senyuman. Tidak banyak orang-orang yang ada di dalam sana, mungkin tidak lebih dari delapan orang.

Ketika berjalan menuju ke arah bangku, Angel melihat ada dua orang gadis sedikit membungkuk membelakangi dan melakukan sesuatu di bangkunya? Sepertinya itu Agnes, dan Desi?

"Hey, kalian sedang apa?" Angel menghampiri bangkunya. Ia berusaha terlihat ceria seperti hari-hari biasa.

Agnes dan Desi tampak kaget, mereka membenarkan posisinya. Angel tertegun karena merasa heran dengan dua orang itu, lalu pandangannya tertuju ke arah bangku. Disana, dia melihat sebuah kertas yang sepertinya baru saja Agnes dan Desi tempelkan. Terlihat dari sebuah lem yang di sembunyikan oleh Desi.

Angel mendekat, dan mencabut kertas itu.

"Angel--" tahan Agnes, hendak mencegah dan menjelaskan mengenai kertas itu.

Angel memicingkan matanya saat membaca tulisan itu, dia sempat kaget saat melihat nama Briela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angel memicingkan matanya saat membaca tulisan itu, dia sempat kaget saat melihat nama Briela. Angel tidak habis pikir, jadi, yang selama ini menaruh kertas misterius adalah..

"Agnes, Desi?" ucap Angel dengan parau. Dia hanya tidak percaya saja jika yang melakukannya adalah mereka berdua. "Kenapa....?" Angel seolah linglung dengan apa yang ia lihat.

Secara bersamaan, Rizky baru saja datang dari luar, dia sempat menatap bingung serta kaget saat melihat bahwa Angel sudah masuk sekolah. Tapi, ada Agnes, dan juga Desi disana. Apa yang sedang mereka lakukan sambil berdiri seperti itu?

Angel menatap kedua temannya itu dengan tidak percaya, dia mengacungkan kertas yang masih ia pegang.

"Selama ini.... Kalian, yang taruh kertasnya?!" Angel berbicara dengan nada kecewa. Entah kenapa, Angel merasa bahwa kertas yang selalu muncul di kelasnya serta bersangkutan dengan nama Briel, sangat membuat Angel merasa kesal.

Angel memalingkan pandangannya sesaat, lalu kembali menatap Agnes dan Desi dengan kesal. "Maksud kalian apa?!!" Angel setengah membentak. Rizky yang baru saja duduk sampai terkejut dan menoleh penasaran.

"Angel, itu cuma...." Desi berusaha angkat bicara, namun Angel segera memotong.

"Cuma apa?! Cuma terror?! Kalian sengaja mau terror hidup aku?! Apa selama ini.. kalian ada kaitannya sama Briel?!" Angel tidak berhenti mengoceh, kesabarannya seakan hilang.

Rizky segera berdiri dan melerai pertikaian, Agnes dan Desi saat itu hanya diam ketakutan dengan sikap Angel, mereka bahkan sedikit menjauh.

"Apa kalian juga tau tentang kematian ibu aku yang sebenarnya?! Kalian--" Angel meloloskan air matanya, ucapannya sempat tertahan karena Rizky menutup mulut Angel dengan jari nya. Rizky sedikit menjauhkan Angel dan menenangkan gadis itu.

Orang-orang yang kebetulan ada di kelas, menatap kaget serta miris akan sikap Angel. Mereka semua tahu, bahwa Angel baru kehilangan ibunya, hanya saja, mereka tidak percaya jika Angel mengungkit masalah kematian ibunya dengan persoalan kertas yang di bawa oleh Agnes dan Desi. Secara keseluruhan, mereka memang tidak paham. Bahkan ada diantara mereka yang merasa yakin bahwa Angel mungkin masih syok akan kepergian ibunya.

"Kamu mau istirahat dulu di UKS hari ini?" tanya Rizky sedikit berbisik. Jujur, Rizky juga sempat kaget, dia tidak tahu jika sejak tadi ketiga gadis yang ia pikir tengah mengobrol santai, tiba-tiba saja mengundang keributan. Belum lagi, hari ini Angel sudah masuk sekolah. Tapi sepertinya, gadis itu harus banyak mengistirahatkan pikirannya.

Angel tidak tahan, bagaimanapun juga, ia masih tidak terima karena ibunya pergi meninggalkan Angel. Mengenai kertas itu, Angel 100% yakin, bahwa seseorang sudah merencanakan semua ini, hanya saja, bagaimana bisa hal itu sampai ia mimpikan? Dan lagi, bukan kah tadi malam Angel juga mendapatkan kertas? Angel rasa, semua ini ada hubungannya dengan Briel. Angel harus sesegera mungkin mencari tahu siapa itu Briel.

"Ki...." Angel memanggil lirih.

Rizky mengangguk seakan paham, "aku antar kamu ke UKS, ya?"

Mereka berdua melewati beberapa orang yang terlihat berdiri tidah jauh dari sana, secara kebetulan, Harlet baru saja datang dan menatap Angel yang terlihat tidak begitu bersemangat. Namun Harlet tidak mengatakan apapun, karena kebetulan saat itu Angel tidak membalas tatapannya. Belum lagi kini Rizky menuntun Angel keluar dari kelas.

Harlet sedikit mengedikkan bahu dan menggeleng tidak ingin ikut campur.

"Kamu istirahat di dalam ya? Biar aku yang urus surat ijin nya." Rizky hendak berangsur pergi saat membukakan pintu UKS.

"Rizky!" tahan Angel, Rizky menoleh, "kamu, nanti balik lagi ke sini?" tanya nya dengan ragu.

Rizky tersenyum tipis, "aku akan biarin kamu untuk istirahat sendirian." katanya.

Angel sedikit menunduk, "hm," gumamnya tidak jelas.

"Jangan terlalu di pikirin masalah kertas tadi, sepulang sekolah, kamu bisa ceritain semuanya, aku akan bantu kamu kok." lagi-lagi Rizky tersenyum, jarang sekali laki-laki itu bersikap hangat. Setelah itu, dia pergi meninggalkan Angel.

Angel menghembuskan nafas, lalu masuk ke dalam untuk mengistirahatkan pikirannya.

Selang beberapa menit kemudian, saat Angel tengah berbaring dan berusaha mengistirahatkan pikirannya untuk tidak berpikir keras, tiba-tiba saja terdengar suara pintu yang di buka. Angel memicingkan matanya dengan sorot panik, dia menatap langit-langit ruangan. Posisinya saat ini tidak terlihat, karena setiap tempat memang dihalangi oleh gorden.

Angel tidak tahu jika akan ada seseorang yang masuk, seharusnya Angel tidak sepanik tadi, toh orang itu juga mungkin tidak akan mengganggu Angel?

Sampai tiba-tiba...

Srekkk

Gorden yang menghalangi kediaman nya saat ini sedikit terbuka, Angel kaget, dia langsung terduduk dan menatap orang yang ada di hadapannya saat ini.

"Kamu?" orang itu mengenali Angel.

🕯🕯🕯

Hmzz jadi yang taruh kertasnya beneran Agnes dan Desi? Apa diantara kalian masih ada yang mengira.. Bella? Atau yg lain? Siapa yang taruh kertas itu? Hubungannya apa sama Ibu Angel?

Ciee yg kebingungan.. ^^

Maap jarang update yaa .. jangan lupa vote nya .. makasih ..

🕯🕯🕯




TIUP LILIN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang