21-TIUP LILIN: Queen of Drama

974 190 21
                                    

Bab ini lumayan panjang, usahain bacanya pas lagi santai_<

VOTE

🕯🕯🕯

Setelah bel istirahat berbunyi, Harlet langsung berdiri dari bangkunya, dan berjalan menuju keluar kelas. Tadinya Angel sempat ingin menahan, karena jujur, Angel masih ingin tahu lebih lanjut mengenai kertas yang ia temukan dibangku Harlet, serta seseorang yang menyimpannya,

Bella.

Tapi kenapa Bella bisa sampai menempelkan kertas ini dibangku Harlet? Dan, bagaimana bisa tulisan di kertas itu sama dengan yang Angel lihat di dalam mimpinya.

Tentu saja semua ini bukanlah kebetulan biasa. Mungkin Bella tau sesuatu tentang Briel? Atau..., jangan-jangan sebenarnya mimpi Angel ada sangkut pautnya dengan nama Briel? Karena seperti yang Angel lihat di dalam mimpi, tulisan yang seharusnya ia lihat bukan lah nama Briel, melainkan namanya. Angel.

Angel juga kembali teringat saat-saat dimana dia memanggil nama Bella. Entah sudah berapa kali, namun yang pasti, Bella berperan aktif di dalam mimpinya.

"Kalo gak salah.... Waktu aku mimpi ulang tahun pertama kali itu, aku sebut nama Bella kan, ya?" gumam Angel sambil meremas kertas pemberian dari Rizky.

"Tapi aku gak yakin sih. Mimpi itu udah beberapa hari yang lalu. Mana sebelumnya, aku sama sekali gak kenal sama Bella?" Angel masih tetap berbicara pada dirinya sendiri. Untung saja saat itu tidak ada banyak orang di dalam kelas, yang lain memilih untuk pergi menuju ke kantin, dan sebagian lainnya memilih untuk fokus pada sesuatu yang mereka kerjakan dibangkunya masing-masing. Sama seperti Angel.

"Tunggu. Mimpi itu kan, sebelum aku kenal sama Bella. Terus..., kenapa aku bisa panggil nama dia?" Angel semakin dibuat pusing.

Seharusnya jika ia sadar hal ini akan terjadi dan semakin berlanjut, maka Angel tidak akan segan menuliskan mimpi-mimpinya yang ia ingat di dalam buku. Mungkin saja hal itu bisa menjadi sebuah petunjuk.

Terlihat dua orang gadis yang baru saja memasuki kelas, tampaknya mereka sedang asik membicarakan sesuatu, sesekali mereka sampai menutup mulut karena suara tawa nya yang terlalu menggema.

Kedua gadis itu langsung duduk dibangkunya, yang tepat berada di depan bangku Angel.

Saat mereka melihat bahwa sejak tadi Angel masih duduk disana, mereka langsung membalikan kursi dan duduk menghadap kearah Angel yang sedari tadi terlihat bengong.

"Angel kenapa tuh, Des?" Agnes lebih dulu mendudukkan dirinya.

Desi menoleh, dan ikut menempatkan kursinya menghadap kebelakang --kearah Angel.

"Gak tau," jawab Desi tak yakin.

"Angel?" panggil Agnes.

"Angel?"

Agnes kembali menatap Desi. "Dari semenjak pagi tadi dia bengong terus. Aku jadi khawatir kalo ada apa-apa sama ni anak."

Desi yang masih mengunyah makanan di mulutnya, berusaha untuk menjawab. "Jangan berpikiran gitu lah. Mungkin aja dia putus sama pacarnya, karena pacarnya playboy, terus kepikiran deh."

Agnes menatap Desi dengan tajam.

"Atau, badboy?" Desi melanjutkan sambil mengedikkan bahu.

"Kebanyakan baca wattpad otak kamu jadi halu! Tau gak?"

Desi menyeringai malu.

"Angel?!" panggil Agnes lagi.

"ANGEL!!!" teriak Desi akhirnya. Sampai mengundang beberapa sorot pasang mata dari sebagian siswi yang masih di dalam kelas.

TIUP LILIN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang