28-TIUP LILIN: Membahas misteri

873 204 28
                                    

^Hhhuu...... kayaknya aku bakal sering² ingetin para arwah supaya balik lagi ke part awal untuk nge VOTE. Walau gak komen, setidaknya hargai dengan nge vote. Biar update nya cepet. Ehe- SHARE juga ke teman/sodara kalian yg suka horror/mistery. Selamat membaca kepada para ARWAH (yg bergentayangan) 👻

🕯🕯🕯 ( kenapa lilin nya 3? )

Rizky segera mengajak ketiga temannya untuk masuk ke dalam kamar. Kamar Rizky memang tidak begitu luas, namun sangat cocok untuk dijadikan tempat berkumpul untuk para temannya. Walau sejujurnya, ini bisa di bilang pertama kali Rizky membawa masuk seseorang ke dalam kamar.

Kini mereka duduk di atas karpet yang berada tidak jauh dari kasur. Mereka bertiga memutar pandangan untuk melihat-lihat dinding kamar Rizky yang begitu kosong, mungkin kamar Rizky bisa dibilang begitu minimalis dan tidak terlalu ramai oleh benda.

"Mau minum?" tanya Rizky langsung berdiri dari tempatnya.

"Iya! Udah haus banget nih!" Arya mengelus lehernya dengan dramatis.

"Boleh, kalo ada yang dingin ya?" pinta Reva.

Rizky menatap Angel untuk memastikan, dan gadis itu mengangguk sebagai jawaban. Sejujurnya, maksud tatapan Rizky bukan untuk menanyakan soal itu, Rizky hanya tak sengaja saja menatap Angel yang sejak tadi tidak bergeming.

Belum sempat keluar dari kamarnya, tiba-tiba saja Rio sudah lebih dulu masuk, Rizky sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka lebar.

"Nih, kakak udah ambilin minum buat kalian," ucap Rio sambil memberikan minuman kemasan kepada Rizky.

Rizky memandang Rio sejenak, "thanks." katanya.

"Makasih kak Rio," sahut Reva.

"Makasih, kak." Angel ikut menoleh.

"Haha, thank you kak Rio es gula batu...." tawa pelan Arya seketika membuat seisi ruangan menjadi hening dengan pandangan yang mengarah kepadanya.

"Ngomong apa sih, gak jelas." sanggah Rizky kembali duduk di tempat semula.

Arya menggaruk kepalanya karena merasa bahwa ucapannya tadi memang tidak lucu. Belum lagi kini Rio memasang muka datar. Yah, sejak dulu Arya memang menghina Rio dengan akhiran es gula batu. Dan hal itu tidak pernah dianggap serius.

"Yaudah, kakak tinggal dulu ya. Belajar yang rajin, jangan gosip, jangan selfie, jangan nonton, jangan curhat juga! Apalagi curhat soal pacar, ehem- kasihan yang jomlo." Rio berdeham pelan sampai akhirnya meninggalkan kamar Rizky.

Kini mereka berempat terdiam sambil saling bertatapan satu sama lain.

"Jadi, kita mau belajar apa hari ini?" tanya Arya lebih dulu, sejak tadi laki-laki itu asik menyeruput minumannya. Sementara yang lain malah terdiam kaku, seperti seseorang yang baru saja kenal.

Rizky menatap kearah Angel lagi, begitupun dengan Angel. Reva hanya celingak-celinguk menunggu jawaban mereka, karena jujur saja, Reva tidak ada minat untuk ikut belajar. Dia hanya tidak ingin membiarkan sahabatnya sendirian di rumah ini. Itu saja.

"Sebenernya, aku mau...." Rizky menggantungkan kalimatnya.

"Gimana kalo belajar matematika aja!" anjur Angel dengan semangatnya.

Rizky menyipitkan matanya dengan tidak setuju, begitupun dengan Arya yang bergidik ngeri, Reva hanya terlihat santai, karena dia tahu bahwa pelajaran itu adalah salah satu dari sekian banyak pelajaran yang Angel sukai.

"Gak ada yang lain?" bujuk Arya begitu saja. Padahal awalnya, kegiatan belajar ini hanya diperuntukkan bagi Rizky. Karena seperti yang diketahui, Rizky sangat tidak pandai dalam mata pelajaran apapun. Terutama matematika!

TIUP LILIN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang