Menjadi orang baik itu ternyata tidak mudah. Kamu bisa membayangkan dirimu diantara banyak orang.... Dan ada waktu dimana kamu... muak dengan orang sebanyak itu.
🕯🕯🕯
Angel berjalan disepanjang koridor sekolah yang terlihat masih sepi. Pikirannya masih terasa menggeliat, walaupun Angel tahu, seharusnya ia tidak menganggap serius masalah seperti ini. Angel pikir, semua ini tidak akan sampai membuat dirinya pusing kebingungan. Ternyata mimpi yang ia alami saat itu, benar-benar berdampak.
Walau bagaimanapun juga, saat Angel tetap mengingat akan mimpi itu, dan berusaha untuk melupakannya, ternyata semua itu tidak mudah untuk dilupakan. Angel berharap, semua mimpi yang ia alami saat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang mungkin akan terjadi nanti.
Dan sepertinya, Angel masih akan tetap penasaran dengan sosok Briel dibanding mimpi buruknya. Yah, bagaimana lagi, Angel bukanlah detektif pintar yang bisa menyelesaikan dua masalah sekaligus. Walaupun Angel yakin bahwa mimpinya sangat berkaitan dengan Briel. Dan, untuk itu, Angel akan mencari tahunya sendiri.
Angel merasa kurang yakin jika tetap melibatkan Rizky ataupun Arya untuk membahas sesuatu yang sulit untuk dijelaskan. Belum lagi, saat Angel berencana untuk berkomunikasi dengan arwah Sarah, baik Rizky ataupun Arya, sama sekali tidak tau dan mungkin tidak akan percaya dengan apa yang akan ia lakukan. Keberadaan Sarah di rumahnya, hanya diketahui oleh dirinya sendiri, dan juga Bella.
Angel membuka pintu kelas yang ditutup dengan rapat. Oh, mungkin saja Angel berangkat terlalu awal. Saat kakinya melangkah masuk ke dalam, tiba-tiba saja dia terdiam.
Ada sekelompok orang di dalam kelas, diantaranya dua laki-laki, serta lima perempuan, dua diantaranya Desi dan Agnes. Mereka menyudutkan seseorang, wajah orang itu terlihat agak babak belur, seragamnya begitu berantakan, namun anehnya, dia hanya diam dan menatap seolah tidak peduli.
Salah satu laki-laki yang wajahnya tidak bisa Angel lihat itu mencengkeram kerah seragam seorang gadis, temannya yang ada disamping tersenyum miring sambil melipat kedua tangan di dada, sesekali orang itu menampar pipi seorang gadis yang sejak tadi hanya diam dan tidak melawan.
Keberadaan Angel yang tidak jauh dari arah pintu sama sekali tidak disadari oleh mereka. Bahkan gadis yang saat itu sudah tampak terluka, dan sempat memandang jenuh kearahnya, hanya bisa diam seakan bisu.
Bodoh!
Bodoh!
Apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang itu!?
"Harlet!!" Angel menatap dengan geram dan tidak percaya, lalu ke tujuh orang itu menoleh dan menatap kaget. "Apa yang kalian lakukan pada Harlet?!" Angel masih diam di dekat ambang pintu.
Agnes dan Desi juga ikut menoleh, Agnes berusaha menghampiri Angel dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Namun Angel sudah terlalu ketakutan serta khawatir akan kondisi Harlet. Angel yang saat itu tengah memegang ponsel pipihnya, langsung mengarahkan pada mereka yang ada disana.
Ckrekk
Angel memfoto orang-orang yang sebagian wajahnya tampak asing, lalu ia mundur perlahan, "maaf, Desi, Agnes..." lirihnya seraya berbalik dan hendak berlari keluar kelas.
"Tunggu, Angel!" teriak Agnes.
"Aduh... gawat..." panik Desi.
"Sialan, orang itu siapa?!" bentak salah seorang lelaki, kemungkinan besar, dia bukan berasal dari kelas J.
Tak sengaja, saat Angel berbalik dia menabrak Rizky dan Bella yang saat itu berjalan beriringan hendak memasuki kelas.
"Angel?" tanya Bella heran, karena melihat wajah Angel yang begitu panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIUP LILIN (End)
Horror⚠️ PLOT TWIST AREA [cerita ini memiliki konspirasi] Angel mulai mendapati berbagai macam terror misterius yang tidak bisa ia jelaskan. Awalnya ia hanya mengira bahwa mungkin semua itu adalah kejutan misterius dari teman-teman nya? Sebagai hadiah ula...