Kepada kaum tani mereka berbicara dalam bahasa senjata. Sawah dirampas, kita tidak lagi butuh beras. Melainkan pasir besi, tambang semen, kebun industri, dan aneka mainan investasi.
Digemakan sabda raja, negeri ini akan makmur jika industrialisasi tumbuh subur. Enteng berkata, kaum tani berproletar saja, habiskan usia gemukkan pemilik laba.
Tiada terhitung peluru membungkam mulut jadikan badan membiru. Suara penindasan mengusir nyenyak dari tidur kaum tani yang berdiri tentang kehendak tirani.
Dituduh pengkhianat, nafas dipaksa tamat. Kaum tani dibunuh demi tuntaskan berahi yang bergemuruh kongsi busuk raja dan pemilik laba.
Hari ini kita tidak butuh pangan, impor saja beras agar cuan menderas. Kaum tani dikebiri agar negeri jauh dari berdikari.
XXII/VII/MMXX