/1/
Dalam ejaku hari ini rintik beranak pinak dari sepasang bola mata sebab melihat tubuh bapak sesak oleh peluh karena khusyuk memburuh dari pagi menuju pagi tebus gawai untuk belajarnya buah hati.
Dalam belajarku hari ini kulihat bapak sembunyikan renta di tubuh yang ia paksa membaja. Bekerja dari gulita hingga langit benderang cahaya semata demi cukupi pulsa dan kuota agar anaknya senantiasa dapat mengeja.
/2/
Dalam ejaku hari ini telinga tangkap samar bunyi perut ibu yang terpencil dari nasi. Kepul dapur untuk lambungnya ia tunda, lunasi buku dan uang sekolah anak fardu baginya meski ruang kelas sudah lama tak buka.
Lelah bantu bapak mencari Rupiah ibu sembunyikan dari wajah. Detik haram terbuang, tiap detaknya bagi ibu adalah luang untuk ajarkan anak tersayang. Ajarkan Pancasila hingga ilmu pasti meski sekolah kini dikunci.
/3/
Dalam ejaku hari ini, Pak lara pandemi tiada mampu memusarakan juang anakmu. Bu, air mata akan berangsur fana dan bahagia menjadi baka. Pada amin kalian aku teduh dalam aman.
XIII/X/MMXX