Mantra-mantra disabdakan: kami menyihir hutan menjadi taman sawit demi kemakmuran kalian. Kami menyulap tanah-tanah adat menjadi aneka lubang tambang yang menganga. Kami mengubah kampung-kampung menjadi aneka pabrik-pabrik, bendungan, bandara, stasiun, jalan-jalan tol demi kemudahan kalian menjalani hidup.
Penyihir-penyihir bersabda. Mereka adalah kaum berhasrat duduk di singgasana yang pernah disemayami Londo dan Nippon. Mereka satu rahim dengan kami.
Kami akar rumput tak dapat berbuat banyak saat melihat wakil kami yang hobi ongkang-ongkang kaki telah berkarib lama dengan kaum penyihir. Kami sungguh tidak dapat berbuat banyak saat keduanya mengulangi mantra-mantra itu: kami menyulap hutan menjadi taman sawit demi kemakmuran kalian, . . . . kami sendiri!
Juli, 2019