Barus Menulis Keabadian

30 4 0
                                    

Bersama wangi bumi kami kirim pula hikayat abadi ke banyak negeri. Di bandar yang jauh peradaban kami berlabuh. Doa para tabib karib dengan nama kami begitu juga dengan puncak piramida dan ramai jalur sutra, wangi peradaban kami menghuni setiap suara.
       
Kami kirim pula bahasa ke setiap nusa dan samudra. Segenap kata adalah suara ibu kami. Bahasa menjelma rahim, memperanakkan persaudaraan. Tanah kami susui persatuan.
       
Hari ini Barus tiada meninggalkan istana namun dalam setiap wangi dan bahasa tanah ini menolak fana.
   
    
    
    
   
   
     
VI/VIII/MMXX

Manuskrip Rumah ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang