Keknya gw belum ngasih tau, mereka jadi lebih muda, lahirnya taun 2002, kecuali Sowon. Yang nanya kenapa Yerin dipanggil eonni padahal seumuran, nanti bakal gw revisi, tapi pas udah end. Jadi jangan aneh. Gw baru nyadar pas baca ulang apa yang gw tulis di note:)
--
Sowon menatap sahabat laki lakinya ini dengan datar.
"Gw bosen!!" Menutup kedua telinganya, Bangchan mendengus.
"Sana pergi, ke Taeyong."
"Ayo kita ribut." Bangchan tertawa keras melihat Sowon yang sudah siap siap ingin menendangnya.
"Gw telepon anak lain, Lo telepon temen temen lo sana." Berteriak Yes, Sowon dengan cepat mengambil ponselnya.
"YERIN!"
Yerin diseberang menyirit bingung, kemudian ber'oh'ria saat melihat nama yang tertera di ponselnya.
"Apaan?"
"Rumah Bangchan kuy."
"Lagi disana?" Hanya Yerin yang mengenal siapa itu Bangchan.
"He'em, ajak anak lain ya."
"Siap."
Sambungan telepon dimatikan, bersamaan dengan Bangchan.
"10 menit, katanya." Sowon mengangguk, kemudian membuka ponselnya.
"Taeyong gak bakal nanyain?" Sowon menatap Bangchan dengan datar.
"Ayo mati, aku ikhlas loh ini."
"Itu sih gw yang gak ikhlas." Jawabnya datar tapi malah membuat Sowon tersenyum.
>~<
Menarik kopernya, perempuan dengan tinggi badan 167 cm itu berjalan dengan tersenyum manis. Sampai banyak orang yang bertabrakan karena melihat itu.
"WOY!" Lelaki yang dipanggil oleh perempuan itu segera tersenyum.
"Eoh, udah dateng lo." Dia tersenyum, walau ada sedikit wajah kesal didalamnya.
"Jadikan? Bantu gw?" Sang kakak menghela nafas kasar mendengar itu.
"Kayaknya gak bisa, gw sama dia gak satu kelas." Yang lebih muda beberapa menit mengerucutkan bibirnya mendengar itu.
"Kesel deh gw, btw dia punya pacar?" Sang lelaki lebih tua 15 menit itu mengangguk, membuat perempuan itu mendengus.
"Nama? Umur? Tempat tanggal lahir?"
"Hwang Eunbi, 19 tahun. Lahir di Cheongju, Korea Selatan, 3 Juni 2002."
--
Sinb mengetuk pintu rumah yang dikatakan oleh Yerin. Beberapa detik, pintu dibuka, menampilkan Sowon yang tersenyum masih sedangkan dibelakang, Bangchan sedang mengaduh kesakitan.
"Halo." Bangchan menampilkan senyum tampannya, tapi tidak untuk Yerin dan Sowon.
"Kok kek pedo?" Bangchan langsung menatap Yerin datar.
"Ayo sini, gw bunuh." Menyengir, Yerin segera berteriak ampun saat Bangchan menarik telinganya.
"Anying anying gw lebih tua dari lo!" Mendengar itu, Bangchan langsung melepaskan tarikannya.
"Yeuu, kuy ribut."
"Ayo!!"
Keempat anak lainnya, Sinb, Eunha, Yuju, dan Umji hanya terdiam melihat itu.
"Kita masuk aja, biarin mereka diluar." Keempatnya segera memasuki rumah yang besar tetapi begitu rapih itu.
"Eh anjir rumah gw itu!!" Mengetuk pintu dengan keras, dia sama sekali tidak bisa masuk, pintunya dikunci oleh Sowon, sepertinya.
"Sekarang udah milik gw!" Yerin dan Bangchan langsung bertatapan mendengar itu.
"Buka anjir, nak anak dateng nih." Dengan cepat, saat menemukan mobil anak anak stray kids, mereka berteriak.
Pintu dibuka, menampilkan Sinb yang menatap mereka datar.
"Iya gw tau rumah lo gede, tapi gw kasian sama tetangga yang kebisingan, mending lo berdua diem." Keduanya langsung diam mendengar itu, nada suara Sinb begitu menyeramkan.
"Ikut gw." Hyunjin, Hwang Hyunjin, adik tirinya ditarik begitu saja oleh Sinb, tidak tahu akan kemana.
Felix yang sedang berjalan bersama Hyunjin bahkan hampir terjungkal karena Hyunjin merangkulnya.
"Astagfirullah, harus banyak istighfar kayanya gw." Mengelus dadanya pelan, Felix segera menyusul anak lain.
Satu masuk, Bangchan mengubah wajahnya menjadi datar.
Yuju kini sedang menghabiskan cemilannya, Eunha kini sedang bermain dengan televisinya, Umji kini sedang berkeliling rumah, sementara Sowon memainkan ponselnya di sofa.
"Won." Sowon menoleh dan menyengir melihat Bangchan.
"Muehehe."
>~<
Kelas dibubarkan beberapa menit yang lalu, tapi anak anak NCT masih diam di tempat.
"Gak pulang?" Johnny berdiri, mengambil tasnya dan melihat anak anak lain.
"Sama gw kuy pulangnya." Winwin dan Kun segera menarik Johnny pergi, meninggalkan anak lain.
Renjun yang sudah tidak tahan dengan kondisi seperti ini segera berdiri, mengajak yang lain untuk segera mengikutinya.
"Ayo pulang!" Semua diam, masih tidak ingin menjawab.
"Pulang ato gw tinggal?"
"Emang kunci di lo?"
"Lo semua nitip di gw bege."
Melihat Renjun melangkah pergi, semua langsung terburu buru mengikutinya.
"Eh anjir jangan ninggalin!!" Teriak Yuta karena dia kini di kelas sendirian.
Yuta keluar dari kelas, tapi malah melihat teman temannya terdiam kaku.
"Ayo pul-" Yuta tersedak ludahnya sendiri melihat siapa kedua orang ini.
"Gw keknya kangen Yuju." Menepuk keras pipinya, tapi yang didapatnya hanyalah sakit.
"Loh, ada kalian?" Tersenyum manis, keduanya saling berpandangan.
"Ngapain balik lo?"
"Gak kangen?"
"Gak salah denger gw?"
"Enggaklah."
"Mau gw bilang jujur?" Seseorang itu tersenyum semangat, berharap jika orang yang kini dihadapannya.
"Gw gak pernah kangen sama lo, Lee Naeun."
--
TBC.
Tuh gw up, btw ges, emang wp bakal dihapus? Kalo dihapus berarti gw gak bisa lanjutin ini cerita 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[ I ] Puzzle Piece || NCT . GFRIEND ✔
Fiksi Penggemar𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 | 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈𝐎𝐍 (𝙋𝙪-𝙯𝙯𝙡𝙚 𝙋𝙞-𝙚𝙘𝙚) (𝙣.) 𝙚𝙢𝙥𝙩𝙞𝙣𝙚𝙨𝙨 " you're my missing puzzle piece . " GFRIEND ft. NCT please don't plagiarize this story , tysm