Umji duduk di bangkunya, kemudian menutup kepalanya menggunakan kedua tangannya, memikirkan apa yang dikatakan oleh perempuan yang dijodohkan dengan Ten.
Dan fakta itu terlalu mengejutkan untuk Umji, kenapa Ten tidak bilang jika dia dijodohkan?!
Mereka bisa mengakhiri hubungan mereka dengan baik, bukan seperti sekarang.
Karena mendadak, Umji jadi tidak ingin melepaskan Ten.
Umji mencintai Ten, dan akan selamanya begitu.
Mark yang kini berjalan ke arahnya langsung diam, tahu apa yang dipikirkan oleh Umji.
"You will go crazy if you keep thinking about Ten and Lisa arranged marriage." Umji menoleh, kemudian mendengus.
"Do I look very crazy?" Mark mengangkat bahunya, menurutnya tidak. Tapi tidak tahu menurut orang lain.
"Maybe according to others yes, but in my opinion not." Umji tersenyum tipis mendengar itu.
"Sit down, why are you still standing?" Menuruti perkataan Umji, dia segera duduk di sebelah Umji, lagian Ten masih belum datang.
Keduanya berbincang, dan itu sedikit mengembalikan mood Umji yang asalnya hilang tidak tahu ada dimana.
Ten memasuki kelas dengan wajah datar, kesal karena di depan dia bertemu dengan Lisa. Yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya.
Menyebalkan, kenapa orang tuanya masih memakai perjodohan perjodohan tua itu?!
Ah benar, orang tuanya juga dijodohkan.
Pandangan Ten menajam saat melihat Umji sedang duduk bersama Mark. Membuat dia menggeram kesal.
"Gw mau duduk." Mark menoleh, kemudian berdiri, membuat Umji langsung memudarkan senyumannya.
Mark melambaikan tangannya dan berjalan ke kelas yang yang berada di sebelah, sekelas dengan Kim Jisoo.... dan Lee Naeun.
Meninggalkan Umji dan Ten yang kini dalam suasana canggung.
"Ji." Umji diam, tidak ingin menjawab.
"I'm sorry, I'm really sorry." Umji melirik Ten sebentar, kemudian mengangguk pelan.
"Whatever." Gumamnya tapi terdengar oleh Ten, dan itu membuat Ten tersenyum hambar.
Bel berbunyi kencang, dan itu membuat Umji dengan cepat mengambil bukunya yang dia simpan di bawah meja.
Akhirnya selama pelajaran dimulai, tidak ada pembicaraan antara mereka.
Dan itu, membuat Ten merasa sangat kesepian.
--
Sinb tersenyum kecil saat melihat teman sebangkunya. Hanbin.
"Gw gak ngerti, ajarin." Memutar bola matanya malas, Sinb kembali mengerjakan tugasnya.
"Gw juga gak bisa." Hanbin mencibir, dia tahu sekali jika Sinb sangat pintar dalam Fisika.
"Really lie." Sinb menyengir, tapi tidak menyadari kini ada yang menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam.
Memang, Jaehyun yang kini duduk bersama Nayeon.
Dan itu sedikit menyebalkan.
Jaehyun jadi rindu Sin-- Naeun, maksudnya.
Karena paling belakang, hanya Kun dan Sowon yang bisa melihat. Walaupun itupun tidak terlalu terlihat.
"Don't look at Sinb with that look, you guys don't have a relationship now." Jaehyun menoleh ke arah Nayeon yang kini menatapnya datar.
Mengangguk pelan, Jaehyun kembali melihat ke arah guru yang kini sedang menjelaskan. Walaupun tidak mendengarkan sama sekali.
Memang, semua orang terlalu sayang kepada Sinb dan anak GFRIEND lainnya.
Dan Jaehyun sudah kalah.
Sekali lagi dia berbuat salah, dia mungkin sudah tidak ada di dunia karena anak anak kelas dan teman temannya --kecuali yang mempunyai pacar anak GFRIEND-- akan memukulinya.
Dan itu sedikit menakutkan, ah ralat, terlalu menakutkan.
--
Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tetapi anak anak GFRIEND belum pulang karena Umji masih duduk, tidak ingin beranjak.
"Ji, please." Yerin kini sudah sangat lelah, oh Tuhan, dia ingin tidur!
Umji akhirnya beranjak dari duduknya, membuat semua berteriak senang.
"Jangan mampir kemana mana dulu." Karena aura Umji begitu menakutkan, mereka mengangguk.
Niat Eunha, Yuju, dan Sinb ingin membeli cemilan. Tapi sepertinya harus kandas karena Umji sekarang dalam mood yang buruk.
--
Ten menghela nafas lelah karena kini Lisa datang ke rumahnya. Dan yang menyebalkan, orang tuanya begitu menyukai Lisa.
And Ten hates that.
Benar, Umji juga belum pernah ke rumahnya. Jadi sepertinya dia harus membawa Umji kesini.
Dan kedua orang tuanya begitu menyukai orang kaya, Lisa. Contohnya.
Tapi Umji juga kaya, sangat kaya malahan.
Dan kini, Ten hanya ingin membatalkan perjodohan ini, jika bisa, dia kawin lari saja dengan Umji.
Oh, mimpinya itu terlalu tinggi.
Dan kini Ten menutup pintu kamarnya dengan keras, membuat Lisa dan kedua orang tuanya hanya bisa mengelus dadanya sabar.
"Tan, katanya Ten udah punya pacar." Ibu Ten menyirit, kemudian menunggu kelanjutan 'calon' menantunya itu.
"Kalo aku sih gak tau dia orang kaya atau enggak, tapi penampilannya enggak banget deh." Kan, mulai menjadi ular.
Ibu Ten menyirit dalam, kemudian berdiri, menuju kamar Ten.
"Buka." Ten dengan malas membuka pintunya, pemandangan yang dilihatnya adalah ibunya yang kini bersedekap.
"Why?"
"Who's your girlfriend now?" Memutar bola matanya malas, Ten segera mengambil ponselnya.
"Kenapa? Mau aku bawa kesini? Aku telepon." Menghela nafas, ibu Ten segera merampas ponsel Ten dan melebarkan matanya.
"Ini pacar kamu?" Ten mengangguk, ah, dia memakai wallpaper wajah pacarnya.
"Putusin."
--
TBC
Can you see me? Iya gak bisa.
Besok ya? Selamat hari raya idul adha bagi yang merayakan!! Thank you for your support, because after the conflict is over, this story will be finished.g
Btw happy friendship day🤗❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
[ I ] Puzzle Piece || NCT . GFRIEND ✔
Fanfiction𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 | 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈𝐎𝐍 (𝙋𝙪-𝙯𝙯𝙡𝙚 𝙋𝙞-𝙚𝙘𝙚) (𝙣.) 𝙚𝙢𝙥𝙩𝙞𝙣𝙚𝙨𝙨 " you're my missing puzzle piece . " GFRIEND ft. NCT please don't plagiarize this story , tysm