Mo ngasih tau aja, karena ada anak kembar, Park Jisung dan Han Jisung, jadi si Han Jisung gw ganti jadi Han ya ges. Biar bisa bedain.
--
Jisoo mendudukkan dirinya di bangku dekat rumah Taeyong, dia masih disana, tidak ingin pergi walaupun Taeyong sudah begitu dingin kepadanya.
Menyakitkan, tentu saja. Tapi dia tidak pernah menyerah.
"Jisoo?" Jisoo menoleh dan mendengus melihat Sowon, dan Bangchan dibelakangnya.
"Ngapain lo?"
"Loh, gw dong yang nanya, Lo ngapain di depan rumah Taeyong?" Jisoo hanya diam, tidak ingin menjawab.
Bangchan yang melihat itu ingin sekali mencakar muka Jisoo yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Kalo udah gak ada urusan mending pergi." Jisoo mendelik, kemudian berdiri.
"Lo berdua udah beda ya?"
"Harusnya sih gw yang ngomong gitu." Jisoo mendengus, kemudian berjalan pergi, meninggalkan Bangchan dan Sowon berdua.
Keduanya memencet bel yang anehnya ada di luar.
Taeyong yang kini ada di dalam rumah hanya bisa berjalan dengan malas, membuka pintu dan melebarkan matanya melihat Sowon dan Bangchan, yang Taeyong tidak kenal.
Pagar tinggi berwarna putih itu terbuka, kemudian Taeyong berjalan mendekat.
"Siapa?"
"Sahabat." Jawabnya datar, membuat Taeyong sedikit menyirit, garis bawahi, sedikit.
"Christopher Bang." Bangchan mengulurkan tangannya, tapi hanya dilihat oleh Taeyong, masih enggan untuk menjawab.
"Jawab, Lee." Taeyong tersentak, kemudian menjawab uluran tangan Bangchan.
"Lee Taeyong."
Taeyong akhirnya menyuruh keduanya untuk masuk ke dalam rumah dia.
"Kenapa?"
"Jisoo kerumah kamu, kan?" Taeyong mengangguk canggung, kemudian menunduk melihat tatapan tajam Bangchan.
"Ngapain?" Pertanyaan dari Bangchan dengan nada datar mengundang tatapan takut dari Taeyong. Walaupun dia lebih tua, tapi Bangchan begitu menakutkan sekarang.
"Gw gak tau.." berdecih pelan, hampir saja Bangchan ingin memukul lelaki itu, tapi untungnya dengan cepat Sowon menggeleng.
"Sit down and shut up, Christopher." Bangchan kalah, dan selalu kalah.
"Aku mau ngomong baik baik sama kamu." Taeyong menolehkan matanya ke arah Sowon dengan wajah memelasnya.
"Aku gak tau apa apa, babe." Bangchan mendengus mendengar apa yang diucapkan oleh Taeyong, bullshit.
"Ba--"
"Christopher Bang." Bangchan kembali menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, dan itu terlihat lucu, menurut Sowon.
"Dia cuma pengen aku balik sama dia, Won."
"Iya, aku tau."
"Aku bangun udah ada di kasur, Won, dia disebelah aku, tidur juga." Mata Bangchan menajam mendengar itu.
"Sekasur?!"
"Iya." Bangchan tertawa mendengar itu, lucu, lucu sekali.
"Dan lo gak tau kalo lo sekasur sama dia?!" Bangchan berteriak, sampai membuat Taeyong tersentak.
"Gw gak nyadar." Jawabnya lirih, tapi hanya dijawab decihan dari Bangchan.
Sowon hanya bisa diam, Bangchan sudah terlihat marah, dan begitu, semua apa yang dia bicarakan tidak bisa dibantah.
"Sowon khawatir sama lo, bangsat." Taeyong menunduk, dia juga baru menyadarinya saat melihat ponselnya, Sowon menelponnya Beratus ratus kali.
"I am the same, I hate when I see the most important person crying, worrying, even though someone who is worried seems to be having fun with another girl. Dan lo, lo adalah salah satu orang brengsek itu."
Taeyong dan Sowon hanya bisa diam saat mendengar ucapan Bangchan.
"You don't know how worried Sowon is?! Sowon is worried about you."
"Bajingan."
Bangchan menendang meja yang dan di depannya dan pergi, meninggalkan Sowon yang hanya bisa terdiam, dan Taeyong yang kini menahan amarahnya.
"Alright, I was wrong! But Jisoo is just past! I don't have feelings for Jisoo!" Bangchan berdecih, kemudian berbalik badan.
"Belum pernah mati kan?!"
"Christopher!" Bangchan berhenti, kemudian melihat Sowon yang menggeleng.
"Please, we go home now." Sowon berdiri, menarik Bangchan dan meninggalkan Taeyong sendiri.
Taeyong mengacak rambutnya frustasi.
"the one who should go is the woman, Kim Jisoo."
--
2 minggu berlalu, Bangchan dan teman temannya pindah ke sekolah Sowon, dan itu membuat Taeyong sedikit menjauh.
Kun bahkan sekarang bergabung dengan Bangchan, dia masih sangat kesal kepada Taeyong, bodoh.
Seo Changbin, Lee Felix, Yang Jeongin, Lee Minho, dan kembaran Park Jisung, Han Jisung yang tidak tahu apa apa hanya bisa menonton.
Yang tahu hanya Hyunjin dan Bangchan. Hanya kedua orang itu.
Sowon dan Sinb masih bersama anak GFRIEND lainnya, yang menyebalkan, Naeun dan Jisoo ada di dekat Jaehyun dan Taeyong.
Merasa udara mulai panas, Jaemin dan Jeno berlari meninggalkan semua bersamaan, tidak ingin ikut apapun yang terjadi.
Kemudian disusul Jisung dan Chenle, Maknae line itu sedikit merinding melihat tatapan Sowon dan Sinb.
Tangan Sinb tertarik, kemudian melihat Hyunjin, sang adik, kini menariknya menuju meja dirinya.
"Duduk dulu sama Jeongin, gw ngambil pesenan kakak." Hyunjin kembali berjalan menuju tempat NCT dan GFRIEND, walau ada tambahan Naeun dan Jisoo.
"Kak, ikut gw aja." Sowon mengangguk, mengambil makanannya dan mengikuti Hyunjin menuju tempat SKZ.
Yerin, Eunha, Yuju dan Umji beranjak, mengikuti yang paling tua, membuat kekasih kekasih mereka menyirit bingung.
Taeyong dan Jaehyun hanya bisa memandang kekasih mereka dengan pandangan nanar.
"JANGAN GANGGU GW LEE NAEUN!" Naeun tersentak, kemudian mendongak melihat Jaehyun yang kini berjalan pergi, tidak tahu pergi kemana.
Ten hanya bisa mengelus dadanya, pusing.
--
TBC.
Nih beb, udah update ya, udah tidur lo pada? bbbybee wonnieby
DIH KEBO
Btw basa Inggris aing ancur banget ya? Udah ilang keknya basa Inggris di otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ I ] Puzzle Piece || NCT . GFRIEND ✔
Fiksi Penggemar𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃 | 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈𝐎𝐍 (𝙋𝙪-𝙯𝙯𝙡𝙚 𝙋𝙞-𝙚𝙘𝙚) (𝙣.) 𝙚𝙢𝙥𝙩𝙞𝙣𝙚𝙨𝙨 " you're my missing puzzle piece . " GFRIEND ft. NCT please don't plagiarize this story , tysm