Happiness and Sadness

174 17 4
                                    

♡Happy Reading

Hati yang pernah tersakiti
Hati yang pernah patah
Hati yang pernah rusak dan hancur berkeping-keping. Semua akan kembali membaik pada waktunya, namun tidak akan sama seperti semula, pasti ada perbedaan atau perubahan, entah itu apa? Yang jelas hati yang terlanjur hancur tidak akan kembali utuh.

Di lubuk hati yang paling dalam, pasti tersimpan rasa cinta pula di dalamnya. Cinta yang mengajarkan kita arti kebersamaan, cinta yang mengajarkan kita arti kekompakan dan kebahagiaan, namun cinta jugalah yang nantinya akan menghancurkan semua kebahagiaan itu. Seperti kata pepatah,
Setiap ada kebahagiaan, di situ pasti ada kesedihan. Maka dari itu, berbahagialah secukupnya, dan jangan lupakan kesedihan di dalam hidup kita. Dan ingat!!! Kesedihan bukan untuk kita ratapi, bukan untuk kita sesali sesuatu yang sudah terjadi, namun! Kesedihan adalah suatu alasan yang harus kita rubah, yang harus kita perbaiki menjadi sebuah kebahagiaa.

Sama seperti yang di lakukan oleh seorang Aghata Prisilla, ia kehilangan cinta pertamannya, ia kehilangan kebahagiaannya, bahkan Aghata sudah memberikan separuh hati dan kepercayaannya terhadap lelaki yang bernama RICO ADNAN NUGROHO. Namun semuanya hilang begitu saja. Aghata harus menerima dan menelan pahitnya takdir yang telah di atur oleh yang maha kuasa. Takdir memanglah kejam, ia merampas kembahagiaan seseorang dengan begitu cepat, bahkan seseorang itu belum merasakan dalamnya perhatian seorang lelaki yang sayang  terhadapnya. Namun jika kita memikirkan dan melihat dari sisi lain. Takdir tidaklah kejam, justru karna kejadian itu. Aghata jadi tahu siapa orang yang benar-benar mencintainya dengan tulus, dengan siapa orang yang hanya ingin memuaskan dirinya sendiri tanpa memikirkan nasib orang lain.

Bukankah tidak semua kebahagiaan akan di balas dengan kebahagiaan? Dan tidak semua kesedihan akan di balas dengan kesedihan pula?
Aghata percaya, suatu saat kesedihan yang ia rasa akan terbayarkan dengan kebahagiaan. Kebahagiaan yang tidak akan pernah lepas lagi dari dirinya, kebahagiaan yang akan selalu menemani hari-harinya. Yah! Semua itu hanyalah sebuah kemungkinan, namun tidakada yang tahu juga kan?

Memiliki planning dalam hidup memang boleh, itu bagus untuk kita kedepannya, namun semua itu hanyalah rencana kita, karna bagaimanapun, takdirlah yang akan menentukan hidup kita dan dengan siapa kita akan kembali.

Aghata menarik napasnya pelan dan membuangnya, sudah cukup lama ia berdiam diri di perpuastakaan yang sudah cukup lumayan sepi, bahkan terbilang sangatlah sepi hanya ada dirinya.

Aghata melihat kesekeliling ruangan memastikan apakah masih ada orang di sini, ternyata benar, ini sudah sepi,
Bahkan tidak ada orang sama sekali, bel pulang memang sudah berbunyi dari jam 15:30. Aghata sengaja tidak ingin terburu-buru ke parkiran, selain panas ia juga malas karna pasti sangat ramai, bahkan waktu itu saja pernah. Kaki Aghata terlindas oleh ban motor, untung hanya ujung jarinya saja, coba kalo semuanya, bisa patah, maka dari itu, ia sellau menunggu parkiran sepi, agar tidak berdesakan.

Aghata melihat jam yang melingkar di tangan mungkilnya, hari sudah sore dan menunjukan pukul 17:45 pasti nenek dan kakeknya menghawatirkan Aghata.

"Kenapa harus ketiduran sih." Gerutu Aghata sambil mengucek matanya yang sedikit memburam.

Aghata segera keluar dari perpustakaan. Melihat ke area lapangan basket, ternyata ia tidak sendirian di sini, masih banyak siswa lain yang sedang eskul. Aghata jadi lega, ia segera berjalan menuju parkiran sekolah, buru-buru pulang sebelum kakek dan neneknya bertambah khawatir.

🍒🍒🍒


"Assalamualaikum. Nek. Kek!"

"Nek!"

"Ko gak ada yang nyaut yah?"

Aghata sedikit bingung, kenapa tidak ada yang menyahuti, apakah neneknya sedang di kamar mandi? Dan apakah kakeknya sedang di luar? Namun kenapa pintu tidak di kunci?

AGHATA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang