Akhir cerita

237 15 0
                                    

Happy Reading


Malam yang biasanya banyak sekali bintang indah yang bertaburan di langit,di iringi dengan lengkungan bulan sabit yang cantik, kini berubah menjadi malam yang sangat amat gelap, yah!! Hanya ada kegelapa di sana, semuanya hitam dan abu yang di selimuti oleh awan, tidak ada lagi ke indahan, sama seperti perasaan Aghata saat ini, semua hitam dan abu, tidak ada lagi warna dalam hidupnya, satu persatu orang yang ia sayangi mulai pergi meninggalkannya, entah apa kesalahan yang di perbuat oleh dirinya sampai tuhan menghukumnya bertubi-tubi seperti ini.

Angin luar di malam hari mulai menyelimuti tubuhnya, di tambah gemercik gerimis langit yang jatuh membasahi wajahnya membuat tubuh Aghata semakin menggigil kedinginan, namun Aghata tidak goyah, gadis itu tetap mengendarai motor vespanya, dengan derai air mata, dan hati yang amat sakit....

Rico. Laki-laki yang selama ini ia cintai, lelaki yang ia kagumi, laki-laki yang berhasil menghancurkan hatinya berkeping-keping, namun laki-laki itu juga yang selalu Aghata banggakan, dan kini, lelaki itu akan segera bertunangan dengan orang lain, yang artinya tidak ada lagi harapan untuk dirinya bisa bersama.

Entah karna hujan atau apa, Aghata sendiri tidak tahu, matanya mulai memburam, kepalanya sangat pusing,  dan tubuhnya semakin gemetar membuat motor yang ia kendarai menjadi oleng ke sana ke mari.

"Tuhan!!! Lindungin Tata, kuatkan Tata, Tata sayang Rico, tolong jaga dia buat Tata."

Rasa pusing yang menyelimuti kepala Aghata mulai menjadi, bahkan saat ini penglihatannya mulai tidak jelas.

"Kuatkan Tata Tuhan, ini demi cinta Tata, tolong, lindungilah Tata saat ini."

Aghata terus memohon dalam hati agar dirinya tidak terjadi apa-apa, berharap penglihatannya kembali normal, dan rasa pusingnya segera menghilang, namun nihil, rasa pusing itu kian bertambah, karna tidak bisa menjaga keseimbangan lagi, akhirnya motor yang Aghata kendarai terjatuh hingga terpental membawa tubuh Aghata juga ikut terpental, di tambah gadis itu tidak memakai helm hingga darah segar mulai mengucur di bagian kepalanya.

Aghata masih memiliki pendengaran dan sedikit penglihatan, ia juga melihat jelas segerombolan orang-orang yang datang berlarian menghampiri dirinya.

"CEPAT TELPON AMBULANCE." teriak salah satu warga.

Aghata menyentuh kepalanya yang sudah bersimbah darah, dirinya berusaha untuk bisa kuat, ia tidak boleh pingsan di sini, Aghata harus menghentikan pertunangan Rico.

"Kuatkan Tata Tuhan, Tata mohon."

"Nak, sebaiknya kamu jangan dulu bangun, luka kamu sangat parah." Ujar ibu-ibu paruh baya yang saat ini menatapnya cemas.

Aghata menggelengkan kepalanya pelan,"B...ban..tu... A...ku." ucapnya terbata-bata.

"Jangan di paksakan dek, bentar lagi ambulan akan datang, kamu bertahan sebentar."

"To..long."

"Iyah, kami akan menolongmu, kamu bertahan lah."

"Sa..sa.kit,"

Semua orang yang melihatnya tidak tega, gadis itu begitu kuat, padahal lukanya cukup serius. Di saat orang-orang sedang khawatir dengan kesehatannya, Aghata malah memaksakan dirinya untuk bangun, dengan sisa tenaga yang masih ia miliki.

AGHATA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang