Rico Cemburu?

185 18 1
                                    

Seperti biasa, setiap pagi seorang gadis berambut panjang nan cantik itu harus mendengar keributan yang di sebabkan oleh kedua orang tuanya.
Ia tidak habis fikir dengan mereka, apakah pekerjaannya lebih penting dari pada dirinya? Anak kandungnya sendiri. Gadis itu memejamkan matanya kuat, ia tidak boleh lemah, ini adalah hari paling bahagia, karna dirinya sudah mendapatkan seorang kekasih, yah! Dia yang selalu menjaga dan melindungi dirinya.

KIRAN...

Dia menghembuskan nafasnya gusar, ia menuruni satu persatu anak tangga dengan rasa kecewa dan kekesalan.

"Mah. Pah!" Seru Kiran dengan pelan setelah berada di hadapan kedua orang tuanya.

Bram, ayah dari Kiran melihat anaknya sekilas, lalu beralih kembali melihat dewi, Ibunda Kiran.

"Lihat! Coba perhatikan anakmu. Dewi, tinggalkan semua pekerjaanmu." Teriak Bram.

Dewi tersenyum sinis,"kenapa tidak kamu saja. Bram, saya ini wanita karir dan kamu tau itu, lagian. Kiran baik-baik aja kan?" Ujar Dewi.

"Kam--,"

"Stooop!" Sudah cukup. Sudah cukup ia melihat pertengkaran orang tuanya. Beradu mulut dengan nada tinggi sperti ini.

Kiran menyeka airmatanya dengan kasar."Stop! Untuk ribut didepan Kiran," teriak Kiran.

Kiran menatap kedua orang tuanya dengan sendu.

"Mah. Pah! Udah stop jangan lagi ada perkelahian, tidak ada lagi adu bicara dengan nada tinggi seperti ini, kiran cape. Mah. Pah! Melihat pertengkaran kalian itu Kiran udah muak,"

Kiran melirik Ibu dan Ayahnya bergantian."Kiran enggak masalah kalian ninggalin Kiran setiap hari, Kiran gak masalah kalian tidak memperhatikan Kiran, tapi Kiran mohon, jangan pernah ribut di hadapan Kiran, jangan pernah berbicara dengan nada tinggi di depan Kiran, jangan pernah. Mah. Pah!"

Kiran berjalan mendekati Kedua orang tuanya lalu menggenggam tangan mereka dengan penuh kasih.

Tatapan Kiran begitu sendu dan begitu memohon agar orang tuanya kembali akur seperti dulu.

"Jujur. Kiran iri dengan teman-teman Kiran, mereka selalu membawa orang tuanya ke sekolah jika sedang ada acara, mereka selalu di gandeng orang tuanya di depan anak-anak yang lain, tapi lihat! Kiran tidak pernah merasakan itu, yang selalu datang selalu Bi Sum, tapi Kiran tidak pernah komplen apapun dengan kalian, iya kan? Kiran selalu sabar jika di ejek oleh teman-teman Kiran,
Dan Kiranpun tidak pernah meminta apapun ke mamah dan papah."

Yah! Kiran memang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya semenjak mereka sibuk berkarir. Kiran hidup selalu dengan pembantu di ruman ini yang sudah Kiran anggap ibunya sendiri, dan setelah mereka kembali, yang Kiran dengar hanyalah pertengkaran. Kiran tidak pernah melihat mereka akur sekali saja.

Ucapan Kiran berhenti, sudah lama ia memendam rasa ini setiap hari , setiap saat, bahkan setiap detik, Kiran memang anak  broken home tapi bukan berarti ia harus pergi ke club mabuk-mabukan seperti yang di lakukan anak lainnya. Kiran tidak menyalahkan itu, pasti ada alasan tersendiri yang membuat mereka akhirnya melampisakan semuanya di club. Namun Ia sudah dewasa, dirinya harus bisa bersikap dewasa pula, dengan situasi seperti ini, yang bisa Kiran lakukan adalah berdoa, berdoa agar kedua orangtuanya kembali membaik.

Tatapan Kiran kembali tertuju kepada orang tuanya,"Pah. Mah! Kiran belum pernah kan meminta apapun ke kalian,"

Bram dan Dewi sama-sama menggelengkan kepalanya, yah! Kiran memang perempuan yang hebat, ia tidak pernah meminta apapun kepada orang tuanya, bahkan Kiran selalu di tawarkan berbagai macam barang mahal, tapi Kiran selalu menolaknya, ia tidak butuh barang mahal, yang Kiran butuhkan saat ini orang tuanya. Yah! Hanya itu.

AGHATA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang