Seperti biasa, setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Aghata menyempatkan waktunya untuk menjengkuk Nenenk dan Kakeknya di rumah sakit. Sambil menggendong ransel dan keranjang dagangan yang Aghata bawa, ia menghampiri ruangan di mana Nenek dan Kakeknya di rawat.
Tersenyum kecut, itulah yang Aghata lakukan, semua-nya gara-gara kecerobohan Aghata, harusnya waktu itu ia tidak ketiduran di perpus, Yah! Walaupun semuanya sudah terjadi, tapi Aghata tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, bahkan sampai saat ini pun, Nenek dan Kakeknya masih belum sadarkan diri, mereka masih nyenyak tertidur.
Aghata duduk di samping Neneknya. Mengelus lembut puncak kepala Neneknya dengan sayang. Beralih ke tempat Kakeknya yang berada tidak jauh dari ranjang Neneknya.
"Kapan kalian bangun? Apakah kalian tidak merindukan Tata."gurau Aghata.
"Tata kesempian di rumah, apa Nenek dan Kakek tega dengan Tata,"
Aghata menyeka airmatanya.
"Kalian cepet sembuh, Tata gak mau tinggal sendirian lagi, Tata berangkat sekolah yah. Nanti pulang sekolah Tata ke sini lagi, tapi! Kalian harus sudah sadar. Tata sayang Nenek dan Kakek." Aghata menyalimi dengan sopan tangan Nenek dan Kakeknya yang terlihat sangat lemas.
"Assalamualaikum."
Aghata melirik jam yang terpampang jelas di tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 05.57, gerbang akan di tutup jam 07.15. Tanpa menunggu jawaban apapun, Aghata segera pergi untuk berangkat sekolah.
"Semoga gak macet, semoga jalanan lagi baik sama Tata. Amin." Ujar Aghata dalam hati.
🍒🍒🍒
Untung Aghata bisa datang tepat waktu, coba kalau terlambat, bisa tidak masuk sekolah ia, dan lebih untungnya lagi, Aghata bisa mengendarai motor Vespanya itu dengan laju, jika tidak, entah bagaimana nasib Aghata dan gorengannya ini.
Ingatan Aghata kembali berputar saat di jalan tadi, di mana ia melihat Viola yang sedang memeluk Rico dengan erat di motor sport milik Rico. Rico pun tampaknya melihat Aghata dengan tatapan yang sangat sulit untuk Aghata mengerti, entah apa arti tatapan itu yang jelas Aghata tau, dan harus sadar Kalo Viola itu adalah tunangannya Rico. Dan sekarang, ia harus bisa benar-benar melupakan Rico, yah! Perhatian Rico selama ini hanya untuk rasa bersalahnya, dan mungkin ia telah men-salah artikan kebaikan dan perhatian Rico selama ini.
Aghata menggelengkan kepalanya cepat, ia harus bisa melupakan Rico, dan mulai sadar akan posisinya sekarang, harusnya Aghata pokus ke jualan dan belajarnya, belum lagi Nenek dan Kakeknya, Aghata membuang nafasnya pelan.
"Dari pada aku mikiran sesuatu yang udah-udah, mending aku ke kantin, nganterin jualan." Dengan langkah cepat Aghata menuju kantin sampai tidak melihat sekitar masih banyak orang yang berlalu lalang hingga ia menabrak dada bidang seseorang.
"Aww." Aghata mengaduh, ia mengelus pantatnya yang sedikit nyeri.
"Untung dagangan aku gak kenapa-napa." Gerutu Aghata.
Sebuah tawa kecil dari arah depannya membuat Aghata mengalihkan perhatiannya menatap siapa yang sudah menabraknya.
"Bagas, kamu ih, bukanya bantuin malah ngetawain." Decak Aghata, lantas Bagas segera mengulurkan tangannya ke arah Aghata yang langsung di terima oleh Aghata.
"Sorry- sorry, lagian. Lo buru-buru amat, mau ngejar THR?!" ujar Bagas sambil terkekeh.
Aghata memanyunkan bibirnya kesal,"mau ngejar jodoh aku, noh! Gara-gara kamu dia udah ngilang deh." Jawab Aghata asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHATA (TAMAT)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA OKE^_) Aghata Prisilla, siswi baru di SMA BIMA TARUNA yang hanya bermodalan beasiswa untuk masuk di SMA itu, kecerdasan dan kepintarannya membuat guru guru menyukainnya. Aghata memberi hatinya kepada RICO ADNAN NUGROHO yang meru...