Caffe harapan

138 11 1
                                    

Vote and Comen😲😲

HAPPY READING


Rico, Niko dan Veno berjalan seiringan menuju meja di mana Aghata dan Kiran berada, dengan posisi Rico di depan, dan keduannya di samping Rico, tak lupa senyuman sinis yang Rico tunjukan, lengan yang di masukan ke saku celana, dan tentunya tampang cool yang memadai.

Semua pengunjung Caffe menatap tiga sejoli itu dengan mata berbinar, apalagi kaum hawa, mereka tidak segan mengambil ponselnya untuk memotren ciptaan tuhan yang begitu sempurna.

Rico menatap Alex tanpa ekspresi, begitupun Alex, sedangkan Aghata dan Kiran hanya saling tatap. Tidak mengerti kenapa mereka bisa ada di sini.

Ekhemm

"Kalian ko ada di sini?!!" Tanya Aghata memecah keheningan.

Aghata sadar, sejak kedatangan Rico dan teman-temannya, semuanya berubah menjadi canggung, apalagi Rico yang menatap Alex dan Aghata bergantian tanpa ekspresi.

Niko mengambil bangku dari arah belakang, lalu duduk di samping Kiran, menatap gadisnya, sedangkan Kiran hanya memutar bola matanya."Gue mau nyamperin pacar gue, sama temen-temen gue juga!! Gapapa kan?!!" Balas Niko seraya mengambil minuman milik Kiran.

Kiran berdecak kesal saat minumannya di ambil tanpa permisi oleh kekasihnya."Punya aku!!!"

Niko memberikan cengiran tak berdosa ke arah Kiran." Heheh nanti aku pesenin lagi deh."

"Cek!!" Niko mengelus puncak kepala Kiran sayang. Lalu beralih menatap Rico sahabatnya.

"Duduk. Ric!!" Perintah Niko.

Rico mengambil bangku yang ada di belakang Aghata, lalu duduk di samping kanan Aghata, sedangkan di samping kirinya, Alex.

Sedangkan Veno memanyunkan bibirnya kesal. Malang sekali nasibmu nak, sudah jomblo. Tak di anggap lagi, di perhatikanpun tidak:(

"Gue gak di suruh duduk nih?!!" Decak Veno.

Niko terkekeh kecil, ia lupa jika dirinya juga mengajak Veno, lagian kenapa gak langsung duduk aja sih!!!

"Duduk. Ven, perlu gue angkut tuh bangku buat pangeran duduk?!!" Ledek Niko.

Veno memutar bola matanya."telat!!! Gue bisa sendiri."

Aghata terkekeh melihat pertengkaran mereka. Lalu menganggukan kepalanya,"Bagus deh Niko datang ke sini." Ujar Aghata.

Niko menaikan satu alisnya bingung."Maksudnya?!!"

Aghata mengangguk."Iyah! Bagus, soalnya tadi Kiran kesel banget sama Niko, katanya matiin telponnya sepihak." Jelas Aghata.

Kiran menatap Aghata dengan mulut terbuka, ember sekali mulutmu Nak.
Sedangkan Niko, terkekeh kecil, sambil menatap Kiran, Niko mencubit pipinya gemas.

"Uuuulu ullluuuu, rupanya ada yang kesel nih." Goda Niko,

Kiran memalingkan wajahnya yang terasa panas, sambil menahan senyum, ia terus meramalkan dalam diri bahwa ia tidak boleh tertawa.

Melihat pasangan yang saling menggoda itu membuat Veno mencibir.

"Uuuuulu uuuulu, uuuuutuk uuuutuk, tayaaaaaang, uuuuu!!! Mesra syekali, tidak ingat di sini masih ada jomblo!" Menye-menye Veno meniru bahasa Niko.

Takkk

Niko menjitak kepala Veno, kali saja kepalanya terbentur apa gitu, sampe membuatnya kesal.

AGHATA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang