Kado dari Tuhan

148 15 0
                                    

Happy Reading



"Ta, gue duluan yah, lo gapapa kan gue tinggal sendiri, soalnya gue ada urusan." Ujar Kiran. Aghata tersenyum kecil sambil terus merapihkan bukunya,"Iyah Kiran, kamu hati-hati yah."

"Oke deh Ta, bayy." Kiran segera pergi meninggalkan kelas, Aghata yang melihatnya hanya terkekeh kecil.

Gadis itu kembali merapihkan buku-bukunya ke dalam tas, sesekali ia melirik arloji kecil yang melingkar di pergelangannya, hari sudah semakin sore, pastinya parkiran sudah sepi, ini saatnya untuk Aghata pulang, Agahta mulai melangkahkan kakinya keluar, ia berjalan dengan riang, sesekali bersenandung ria sambil terus mencekal kedua bagian sisi tasnya, dan langkahnya semakin menipis saat melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri tepat di arahnya sambil terus menatap dirinya.

Menarik dan membuang nafasnya pelan itulah yang di lakukan Aghata, gadis itu berusaha terus berjalan dengan kepala menunduk, harap-harap Rico tidak mencegahnya, namun naas, tangan kanannya sudah di cekal oleh lelaki itu, entah apa maunya Aghata sendiripun tidak tahu.

"Lepas." Ujar Aghata sambil berusaha melepas cekalan Rico yang lumayan kencang.

"Lepas Rico." Ujarnya lagi sambil menatap Rico,"Gak!!" Balasnya.

"Kamu mau apa lagi? Mau bilang kalo aku ini cewe murahan? Apa tadi pagi itu belum puas buat kamu?!" Tanya Aghata to the point, ia hanya tidak ingin jika harus mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut Rico.

"Ta, dengerin gue."

"Apa? Denger apa? Denger kata kasar kamu itu? Gak!!!" Aghata terus berusaha melepas cekalan Rico,"Lepas Rico."

"Gue gak bermaksud kaya gitu, lo harus dengerin gue dulu."

Kali ini Aghata hanya diam, menunggu penjelasan apa yang akan Rico bicarakan padanya.

"Sebenarnya..... Gue."

Ucapan Rico terputus karna teriakan seseorang yang begitu keras hingga membuat keduanya berbalik arah menatap seseorang yang sedang berlari menuju ke arahnya.

"Aghata!!!!"

Aghata mengerutkan kedua alisnya, itukan Agasa, Kakaknya, kenapa datang ke sini lari-lari begitu? Dan sepertinya raut mukanya begitu cemas.

Grepp Agasa memeluk Aghata begitu erat, hal itu membuat Aghata kebingungan, ada apa? Kenapa Kakaknya tiba-tiba datang ke sini dengan raut wajah tak bersahabat, terlihat begitu cemas dan hendak ingin menangis, Aghata mengusap punggung Kakaknya dengan lembut, menyalurkan ketenangan untuk Kakaknya.

Karna hal itu, Aghata jadi melupakan sesuatu!!! Rico, yah, Rico masih ada di sini, bersamanya, dan Rico belum tahu jika laki-laki yang memeluknya ini adalah Kakak kandungnya, Rico pasti salah paham, entah hal apa lagi yang akan Rico pikirkan tetangnya, Aghata hanya bisa berdoa semoga lelaki itu tidak salah faham.

"Kak, cerita sama Tata, ada apa?!" Tanya Aghata saat pelukan keduanya terlepas. Mata Aghata sempat melirik tempat di mana Rico berada, namun tidak ada, lelaki itu pasti sudah pergi membawa fikiran negatifnya.

"Kak."

Agasa menundukan kepalanya,"Nenek."

Deg!!! Aneh, kenapa mendengar kata Neneknya jantung Aghata jadi berdetak lebih cepat, firasatnya sungguh tidak mengenakan," apa yang terjadi sama Nenek kak?" Suara Aghata mulai bergetar.

AGHATA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang