Biang Rusuh

173 17 1
                                    

Melihat pagi yang begitu cerah dan terik. membuat Veno berdecak kesal, matahari seolah-olah sedang tersenyum kepadanya, atau bahkan sedang tertawa karna Veno harus berjemur di pagi hari karenanya, jika saja kedua sahabatnya menuruti dirinya untuk kabur, mungkin hari ini ia tidak akan panas-panasan seperti ini.

Belum lagi saat kepala sekolah mulai berpidato di depan semua murid dan para guru, sangat mengesalkan
bukan karna pidatonya yang Veno tidak suka, tapi Kepala sekolahnya, bilangnya hanya 30 menit, tapi apa? Udah sampe dua jam kurang, guru itu tetap saja berpidato bak seperti alunan dongeng membuat Veno maupun murid lain ingin tertidur pulas.

Veno melirik kedua sahabatnya yang sedang jongkonk di barisan paling belakang, mereka sengaja memilih di belakang karena jauh dari jangkauan para guru, jika mereka pegal, mereka bisa duduk atau jongkok seperti saat ini.

"Lihat nih! Kulit gue jadi gosong kan? Lo berdua harus tanggung jawab." Veno terus saja beceloteh saat sedang upacara.

Niko menaikan satu alisnya."lo hamil? Gue aja belum ngapa-ngalain lo." Jawab Niko asal.

Plakk

"Jijik anjer," ujar Rico.

"Tau lo, dasar otak bok*p." Timpal Veno.

"Otak mesum," balas Rico pada Niko.

Veno juga ikut menjawab kembali,"Otak udang."

Rico tertawa kecil."gak da otak,"

"Gini nih, kalo tulang sumsum di satuin sama tulang iga," timpal Veno sambil tertawa.

Niko menatap kedua sahabatnya dengan mulut terbuka, apa-apaan, ko jadi dirinya yang di sudutkan.

Niko bangun dan melipat lengan bajunya ke atas.

"Wah-wah-wah... berani lo berdua nistain gue hah?" Ujar Niko sambil berkaca pinggang.

Veno dan Rico bangun dengan tegap,"Apa? Emang gue berani sama modelan kaya lo! Hah?" Ujar Veno dengan tatapan serius.

Rico menggeplak kepala Veno

Plakk

"Aw, nape lo jadi mukul gue," teriak Veno sambio mengelus kepalanya.

"Ya lo kalo ngomong yang bener napa?" Balas Rico.

"Ya kalo lo berani maju dong," Veno mendorong Rico ke hadapan Niko.

Niko berdiri tegap sambil berkaca pinggang,"Apa? Mau gue bikin prekedel pantat tepos lo?" Ujar Niko pada Rico.

Rico membulatkan matanya sempurna,"APA LO BILANG? GUE TEPOS? ENAK AJA LO CACING KEREMI, YANG ADA LO YANG TEPOS." teriak Rico tak mau kalah.

"Berani lo sama gue?" Tangtang Niko.

"Lo berani sama gue?" Balas Rico.

Dan akhirnya terjadilah adu mulut, hanya dengan masalah sepele, mereka bertiga hebohnya sampe ngalaih emak-emak kosan.

Rico, Niko dan Veno sudah menjadi tontonan geratis untuk para siswa dan siswi saat upacara, semua pasang mata. Mengarah ke tiga cowo itu. tidak sedikit dari mereka yang menyoraki nama ketiga cowo itu, tidak sadar sudah menjadi tontonan gratis, Niko dan Rico maupun Veno terus beradu argumen siapa yang paling hebat sedangkan ketiganya tidak berantem atau adu jotos sama sekali, hanya mengandalkan kata-kata pedas.

Pak Gendut datang menghampiri ketiga cowo itu sambil membawa tongkat Baseball di pundaknya,,, dengan tatapan yang begitu menyeramkan kumis nya yang tebal serta perutnya yang buncit membuat semua murid takut.

"RICO, NIKO, VENO." teriak pak Gendut.

Tidak di hiraukan, mereka terus saling menyalahkan.

"Berhenti," teriak pak gendut.

AGHATA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang