Chapter 5. Jawaban

1.3K 106 0
                                    

Di waktu luangnya, Safina mulai berseluncur di dunia maya untuk mencari tahu tentang Bagus. Dia tidak ingin sampai salah mengambil keputusan. Dia pun memulai dengan stalking akun facebook dan instagram Bagus. Saat stalking di akun facebook Bagus, dia beberapa kali tersenyum. Kronologi akun lelaki itu dipenuhi statusnya tentang ibunya. Dia pun semakin yakin bahwa Bagus adalah sosok lelaki penyayang yang kelak juga akan sangat menyayangi istrinya.

Safina terus melakukan aksi stalking-nya hingga dia menemukan postingan Bagus setahun lalu, yaitu postingan tentang Bagus dan pacar di masa lalunya. Sebelumnya Bagus tampak sering sekali mengunggah kebersamaannya dengan pacarnya. Mereka terlihat begitu mesra dan bahagia. Bahkan foto-foto itu belum dihapus Bagus. Safina yang melihat foto-foto itu merasa bingung mengapa dua sejoli yang tampak begitu harmonis hubungannya bisa kandas.

Usai menghabiskan waktu cukup lama stalking di akun facebook Bagus, Safina berpindah ke instagram. Gadis beralis tipis itu tertegun begitu melihat akun instagram Bagus dipenuhi fotonya dan pacarnya. Lagi-lagi Safina harus melihat kemesraan mereka. Namun bukannya cemburu, Safina malah semakin yakin untuk menerima Bagus karena dia melihat Bagus tampak begitu menyayangi dan memanjakan pacarnya. Dari matanya juga tampak ketulusan yang begitu nyata.  Safina pun tidak mempermasalahkan keputusan Bagus yang tidak menghapus foto-foto itu. Lagipula mereka juga belum menikah.

Setelah merasa cukup, Safina mencari tahu lagi dengan menanyakan kepada sepupunya, Anton.

"Asaalamualaikum. Halo, Mas Anton. Lagi sibuk nggak?"

"Waalaikumsalam. Eh tumben, Saf. Enggak kok. Kenapa emangnya?"

"Ada yang mau aku tanyain. Mas ikut komunitas pecinta RX-king gitu, kan? Ya aku nggak tahu sih apa nama komunitasnya, tapi ikut komunitas kaya gitu kan, Mas?"

"Iya. Terus?"

"Satu komunitas nggak sama Bagus?"

"Bagus anaknya Pak Rahmat dan Bu Mirna, kan? Iya mas satu komunitas sama dia."

"Berarti kan sering hangout bareng. Jadi tahu banyak dong tentang Mas Bagus. Dia gimana sih orangnya?"

"Kenapa nih nanya-nanya soal Bagus? Hmmm kayanya mas tahu. Kamu pacaran sama dia ya?"

"*Eh enggak pacaran kok, Mas. Udah pokoknya aku mau tahu tentang dia."

"Jujur aja kenapa. Kalau kamu beneran deket sama dia, mas bakalan dukung kamu 100%. Daripada waktu kamu sama mantan-mantan kamu dulu, terutama si Tomi dulu, mas lebih setuju kamu sama Bagus. Setuju banget malah. Satu banding seribu cowok kaya dia*."

"Maksudnya? Kok tumben. Biasanya Mas Anton bawel banget kalau aku deket sama cowok."

"Ya habisnya kamu pacaran sama cowok nggak bener mulu, tapi kalau sama Bagus mas dukung banget. Nih ya, sekarang itu susah nemuin cowok kaya dia. Kalau kita lagi kumpul-kumpul gitu, walaupun yang lain pada minum-minum, dia nggak terpengaruh sama sekali. Setetes pun dia nggak mau nyoba. Jangankan minum, rokok aja dia nggak mau. Cowok mana sekarang yang bisa kaya gitu. Kalau kumpul terus diledekin temen, pasti nggak bisa nolak, tapi Bagus beda. Dia tetep nggak mau ikut-ikutan. Berprinsip banget sih tuh orang."

Senyuman Safina mengembang. "Terus apa lagi, Mas?"

"Dia kan deket banget sama ibunya. Bahkan sama neneknya juga. Dia tipe orang yang penyayang banget kayanya. Biasanya kalau cowok itu deket dan sayang sama ibunya, dia juga akan jadi suami yang penyayang buat istrinya nanti. Dia juga kalau ngomong kalem banget, terutama sama cewek. Cuma sama temen-temennya yang laki dan udah akrab doang dia ngomong keras. Udah deh pokoknya dia baik banget. Cocok buat kamu."

"*Kalau setianya gimana, Mas?"

"Kalau soal itu jangan tanya mas. Emangnya mas pernah pacaran sama dia apa. Cuma mas yakin sih dia setia. Dia nggak pernah cerita soal cewek kalau lagi kumpul. Mungkin ya dia udah lama jomlo. Berarti nggak ada masalah, kan*?"

Aku Bukan Pelakor [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang