Tidak puas hanya dengan menikmati suasana pantai pada pagi hari saja, sorenya Bagus kembali mengajak Safina ke pantai. Namun kali ini tujuan mereka berbeda. Mereka akan menikmati senja di Pantai Batu Hiu yang letaknya lebih jauh dari pantai sebelumnya. Kurang lebih 30 menit mereka baru tiba di pantai.
Ketika baru memijakkan kaki di Pantai Batu Hiu, Safina dan Bagus disambut oleh gua berbentuk hiu lengkap dengan gigi-gigi tajamnya. Selain itu, struktur-struktur tebing dan hamparan luas laut Samudra Hindia juga memanjakan mata.
Safina menggandeng tangan Bagus saat mendekati bibir pantai. Debur ombak yang kencang membuatnya takut.
"Sayang, di sini ombaknya gede banget."
"Iya, sayang. Makanya di sini dilarang berenang."
"Tadi aku sempet searching foto-foto dan video Tanah Lot di Bali. Bener kata kamu, ini mirip sama Tanah Lot. Dari tebingnya, pantainya, ombaknya, mirip banget."
"Makanya aku ajak kamu ke sini, sayang. Ya anggep aja kita lagi di Bali. Sini mau aku fotoin nggak?"
"Sama kamu dong fotonya."
Mereka pun mengambil potret mereka berdua. Dengan latar belakang tebing dan debur ombak yang kencang membuat hasil jepretan mereka seperti mereka sedang berlibur ke Bali.
Safina terus berjalan menyusuri pantai, menikmati angin yang seakan membelainya. Seperti biasa, Bagus sibuk mengambil video, merekam tawa bahagia Safina. Baru setelah itu dia menggandeng tangan Safina dan mereka berjalan bersama.
Puas menikmati semilir angin di bibir pantai, kini Safina dan Bagus menikmati indahnya pemandangan dari atas bukit. Tak lupa mereka membeli camilan dan minuman sebagai teman bersantai. Ketika birunya langit berubah menjadi jingga, suasana romantis itu semakin terasa. Safina dan Bagus tidak ingin melewatkan kesempatan itu. Mereka berfoto dengan latar belakang sunset. Setelah itu mereka duduk kembali, menunggu matahari terbenam sempurna. Senyum bahagia Safina semakin memperindah pemandangan senja di mata Bagus.
"Bagus banget lihat pantai dan sunset dari sini. Kamu pinter banget sih milih tempat honeymoon," ujar Safina.
"Iya dong, sayangku. Suaminya siapa dulu."
"Sayangnya nanti malem kita udah harus pulang ya, Mas?"
"Kita pulang besok pagi, sayang. Soalnya tadi Marya nelpon katanya dia memperpanjang liburannya. Jadi kita bisa pulang pagi aja atau kalau kamu masih mau liburan di sini ya nggak papa. Nanti kita cari tempat lain yang bagus."
"Enggak deh, sayang. Kapan-kapan lagi aja. Oh ya, emang kamu besok nggak kerja?"
"Sebenernya aku besok shift pagi sih, tapi ya gimana lagi. Aku nggak tega ajak kamu pulang malem. Pasti ngantuk juga nanti aku di jalan. Bahaya. Biar aku nanti minta temenku buat tukeran shift."
"Oh gitu, ya udah, Mas. Besok kita habis salat subuh langsung pulang aja."
"Iya, sayangku. Eh sayang, aku punya kejutan buat kamu."
"Kejutan apa?"
"Bentar ya. Kamu mejem dulu."
Safina bingung. Namun dia menuruti saja instruksi Bagus. Begitu dia memejamkan mata, dia merasakan sesuatu melingkar di lehernya. Bagus pun memintanya membuka mata. Saat itu Safina melihat sebuah kalung dengan tulisan nama Bagus di lehernya.
"Sayang, kamu ngasih aku kalung?"
"Iya, sayangku. Kamu kan suka kangen kalau aku lagi kerja. Apalagi kalau lagi shift malem. Jadi kamu bisa lihat kalung itu kalau kangen aku."
"Makasih, sayang." Safina tersenyum senang.
Safina mengamati kalung pemberian Bagus. Dia terus memeganginya. Namun tiba-tiba berbagai bayangan muncul dalam otaknya. Safina mulai merasakan sakit di kepalanya. Dia terus memegangi kepalanya hingga membuat Bagus panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Pelakor [END]
RomansaDisaat hati ingin menyepi, datang sosok tak terduga yang datang meminang diri. Meski tanpa diawali jatuh cinta, pernikahan Safina terasa sempurna dengan sosok suami yang perhatian dan penuh kasih sayang. Namun, setelah rahasia besar suaminya terkuak...