°Love Destiny 39°

226 23 24
                                    

Love Destiny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love Destiny

••

Zifa tersentak kaget, dibuat kelimpungan saat tiba-tiba Naomi membuka pintu kamarnya. Wanita itu jelas bingung ketika mendapati kamarnya itu bak kapal pecah, sebab pakaian yang berserakan di lantai.

Dia jelas merasa malu. Bingung akan menjawab apa jika sang ibu menuntut balasan.

"Kamu ngapain, sih? Kenapa bajunya diberantakin gini?"

Haruskan Zifa menjawab jujur? Jujur jika untuk pertama kalinya anak gadisnya ini akan diajak kencan oleh seorang cowok. Terlebih status mereka yang sekarang bukan lagi sekedar dekat.

"An---anu, Mah. Nanti aku ... mau diajak keluar sama Andra." Sembari menunduk, Zifa berkata lirih. Jangan tanya bagaimana perasaannya kini. Jelas jantung sudah berdebar tak karuan, tubuh panas dingin pun tak sadar gigi atas menggigit pelan bibir bagian bawah.

Siapa sangka, Naomi malah tersenyum. Dia mendekat, mengusap kepala Zifa lembut. "Mau kencan, ya? Nggak usah bingung, Mamah bantu dandan sekalian!"

Zifa tersenyum tipis. Ternyata Naomi mendukung, semoga saja sang papah jua serupa dengan reaksi sang istri.

Langsung saja, Zifa bergegas menuju kamar mandi. Membiarkan wanita yang melahirkannya itu memilahkan pakaian yang akan dikenakan nanti sekalian menyiapkan alat make up.

Percayalah, Zifa merupakan sosok gadis yang tidak memiliki peralatan demikian layaknya anak gadis di luar sana. Aneh memang.

Malam ini, sosok manis pemilik kulit kuning langsat itu mengenakan baju rajut cokelat lengan panjang, dipadukan rok span levis sebatas lutut. Hanya pakaian simple itulah yang Zifa miliki. Namun, ternyata hasilnya tidak mengecewakan.

"Mah, ini nggak berlebihan?" tanya Zifa ketika melihat hasil make up Naomi.

"Nggaklah. Coba liat, kamu jadi makin cantik! Pasti Andra nggak bakal berpaling."

Seketika pipi Zifa memanas. Seraya memandang wajah sendiri melalui cermin, dia berpikir apakah Andra menyukai penampilannya ini? Pakaian feminim, make up natural ditambah soflen grey, dan rambut pirang yang memang sengaja digerai bebas. Membayangkan tatapan Andra sahaja, jantung Zifa menjadi berdetak menggila.

"Mamah yang nanti bakal bilang sama papah kamu. Tenang aja," kata Naomi teringat suaminya itu.

Zifa mengangguk. "Iya, Mah. Makasih."

Sepeninggalan beliau, gadis itu beralih membuka aplikasi hijau. Memeriksa pesan Andra dan benar saja, cowok itu berkata jika tengah berada di jalan menuju rumahnya.

Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang