°Love Destiny 6°

537 60 39
                                    

Love Destiny

•••

Langkah terburu-buru seorang gadis terdengar jelas di koridor sepi sekolah. Sesekali dia menoleh ke belakang, memastikan apakah ada orang lain selain dirinya.

Embusan angin berhasil menerbangkan beberapa helai rambut pirang Zifa yang terurai. Langkah demi langkah dilalui, hingga tiba-tiba tali sebelah sepatunya terlepas, membuat derap kaki terpaksa berhenti.

Zifa mendengkus, sebelum akhirnya  berjongkok guna mengikat tali sepatu. Hanya butuh waktu beberapa detik untuknya kembali berdiri. Dia menyipitkan mata tatkala dari kejauhan tampak sesosok cowok dengan langkah lebar berjalan mendekat. Tak ingin menghiraukan, Zifa pun mengayunkan kaki lagi sampai akhirnya mereka saling berpapasan.

Kenapa sejak kemarin mereka selalu berjumpa?

Zifa merasa jengkel ketika cowok yang tak lain adalah Andra, menghalangi jalannya. Saat dirinya bergeser ke kiri, secara refleks Andra juga melakukan hal serupa dan saat bergeser ke kanan dia pun demikian.

Sengaja atau bagaimana, sih?

"Lo ngapain, sih ngehalangin jalan gue? Minggir!" Zifa menatap tajam cowok yang menyampirkan baju berwarna dominan biru di pundak.

Bukannya menjawab, sang lawan bicara justru berlalu begitu saja. Membuat Zifa terpaksa bergerak berlawanan arah memberi jalan.

"Serasa ngomong sama patung!" gerutunya kesal.

Gue do'ain beneran bisu!

Zifa menghentakkan kaki kesal. Teringat akan tujuan saat ini, buru-buru gadis itu melanjutkan jalan menuju tempat di mana semua orang tengah berkumpul.

•••

Tribune di lapangan basket sudah dipenuhi oleh para murid yang ingin menyaksikan pertandingan antara tim SMA Jaguar dan tim SMA Nusa Bakti. Dua sekolah itu merupakan sekolah berprestasi dalam bidang olahraga. Pertandingan basket tahun lalu berhasil di menangkan oleh tim SMA Jaguar. Tentu tim SMA Nusa Bakti belum bisa menerima kekalahan begitu saja. Mereka berniat membalasnya kali ini.

Sorakan dari supporter tim masing-masing terdengar riuh. Mereka begitu antusias menantikan pertandingan yang pastinya berlangsung sengit. Pertandingan akan dimulai sekitar lima belas menit lagi.

Di deretan sebelah kanan, terisi murid-murid SMA Jaguar. Sementara di deretan sebelah kiri, terisi murid-murid SMA Nusa Bakti. Demi mendukung perwakilan dari sekolah, kekompakan mereka tidak perlu diragukan.

Riza dan April tampak mengambil posisi duduk paling depan. Zifa yang baru datang dapat menemukan keberadaan dua temannya itu dengan mudah. Dia lantas menempati tempat duduk yang telah Riza persiapkan. Benar-benar pengertian.

"Kamu dari mana aja, sih? Nih, tempat duduk hampir diserobot sama anak nggak tau diri," tukas Riza sebal.

Di tangan, dia memegang minuman kaleng juga makanan ringan. Gadis itu memang tidak bisa lepas dari yang namanya makanan. Selain hobby tidur, Riza jua sangat suka melahap camilan.

"Bilang aja kangen sama gue. Gue 'kan emang ngangenin," balas Zifa santai, melirik April serta Riza bergantian.

Duduk dengan diapit dua orang itu mempermudahnya melihat setiap ekspresi di wajah.

"Nggak, ya. Percaya diri banget." Riza menyanggah cepat.

Tentu April yang sibuk diam merasa risih mendengar ocehan tersebut, ditambah seruan para murid di sekitar sukses mengusik ketenangan jiwa. "Bisa diem, nggak? Berisik."

Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang