°Love Destiny 4°

661 80 78
                                    

Love Destiny

•••

Zifa kira, hanya akan ada mereka berdua di dalam mobil hitam yang sedang melaju ini. Namun, ternyata terdapat gadis lain di dalam mobil milik Andra.

Nadin---siapa sangka Zifa akan berada di satu mobil bersama cowok yang sama pula. Gadis cantik itu tampak serasi jika dilihat bersanding dengan Andra. Seperti sekarang misal, mereka duduk berdampingan di bagian depan. Sedangkan Zifa sendiri duduk di kursi belakang.

"Oh, iya, gue belum tau nama lo," kata Nadin sedikit menolehkan kepala. "Gue Nadin, temen satu kelas Andra.

Zifa tersenyum kikuk, dia terkejut akan pertanyaan tiba-tiba Nadin. "Gue, Zifa."

Nadin mengangguk sekali. Setelah itu keadaan kembali hening. Jujur saja, Zifa merasa canggung. Apakah menyetujui permintaan Andra merupakan kesalahan?

"Tangan lo nggak luka parah 'kan?" tanya Nadin lagi, tetapi kali ini matanya tetap fokus pada gawai di tangan.

"Nggak, kok. Udah diobatin juga."

"Bagus kalo gitu."

Memang benar atau sekedar perasaan saja, Zifa merasa jikalau Nadin terganggu akan keikutsertaannya di mobil mewah ini. Padahal, Zifa tak bermaksud mengganggu waktunya bersama Andra.

Bisa disimpulkan bahwa gerak Nadin untuk mendekati Andra menjadi terbatas akibat keberadaannya. Terbukti saat kepala kakak kelas itu hendak bersandar di bahu Andra, seketika si empu bahu menolak. Alhasil Nadin refleks menjaga jarak.

Sebenarnya, hubungan dua sejoli itu apa, sih?

Zifa memperhatikan penampilan Nadin dari atas sampai bawah. Dia bingung, mengapa gadis secantik Nadin dengan rambut hitam panjang berkilau, kulit putih mulus, dan body goals bisa Andra tolak? Aneh. Padahal jika Andra dan Nadin menjadi sepasang kekasih pasti akan sangat cocok.

"Lo tau nggak? Biasanya gue sama Andra naik motor berdua. Tapi, sekarang karena ada lo, jadi minjem mobil Bang Raindra, deh," ucap Nadin, lagi-lagi secara tiba-tiba.

Jadi, ini mobil Raindra, pacar April?

"Oh. Gue baru tau." Zifa merespon seadanya.

Penjelasan Nadin barusan terdengar seperti kalimat sindiran, seolah Zifa-lah penyebab dia tidak menaiki motor berdua dengan Andra.

"Bukannya, Kakak ada abang yang juga sekolah di SMA Jaguar, ya? Kenapa nggak bareng sama dia?" Entah keberanian dari mana, Zifa bertanya demikian.

Tanpa aba-aba, mobil yang mereka tumpangi direm mendadak, otomatis membuat Nadin dan Zifa terhentak ke depan. Zifa berdecak sebal, pasti Andra sengaja melakukan.

"Lo sengaja banget, sih!"

Cowok itu tidak menghiraukan ucapannya, justru membuka tutup botol air mineral lalu menenggak hingga tandas.

Menyebalkan!

Zifa baru menyadari, bukan hanya mobil ini yang berhenti. Banyak kendaraan lain juga turut berhenti dikarenakan lampu merah. Ah, Zifa sudah berburuk sangka!

Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang