°Love Destiny 31°

264 18 17
                                    

Love Destiny

•••

Bel Istirahat SMA Jaguar berbunyi nyaring. Menginterupsi seluruh guru agar menyudahi pelajaran yang tengah berlangsung.

Setelah guru yang mengajar keluar kelas, Zifa dan kedua temannya berniat menuju kantin. Mengisi perut, mengembalikan energi yang sempat terkuras.

"Lo Zifa 'kan?" Langkah Zifa terhenti. Dahi pun mengernyit begitu melihat seorang siswi berkepang dua menghadang jalannya.

"Iya, kenapa?" Netra Zifa mengamati penampilan gadis di depannya. Dalam hati dia bergidik ngeri. Lipstik merah merekah, bedak tebal, blush on dan eye shadow  berlebih menempel di kulit wajah.

Mirip badut ancol!

"Kamu disuruh sama Bu Ana buat ke gudang sekolah sekarang." Dia berdehem singkat sebelum undur diri tanpa mendengar jawaban Zifa.

Bu Ana si guru BK menyuruhnya ke gudang? Untuk apa?

"Kalian duluan aja. Gue mau ke gudang dulu." Gadis itu berlari ke kecil, pergi ke gudang yang terletak di sudut sekolah. Di mana Bu Ana mungkin sedang menunggu.

Sesampai di depan gudang, Zifa terdiam. Disambut oleh pintu gudang yang terbuka lebar, seakan mempersilakannya masuk. Namun, faktanya tidak terdapat siapa-siapa di dalam.

Apakah ada yang mempermainkan dirinya?

Brak!

Spontan Zifa berbalik badan, membelakan mata tatkala pintu gudang sengaja ditutup dari luar. Dia berlari, berusaha membuka paksa. Namun, sialnya percuma. Pintu tersebut sudah terkunci rapat.

"Buka, woy! Jangan dikunci!" Tangan Zifa menggedor-gedor, berteriak berharap orang itu mau membukakan. "Jangan main-main sama gue!"

Masih tak mempan, Zifa mencoba menendang. Hingga menghasilkan bunyi nyaring di pendengaran.

"Diem lo! Nggak usah berisik!"

Alis Zifa menyatu. Suara gadis di luar sana terdengar asing. "Siapa, lo? Kenapa ngurung gue!"

"Lo nggak perlu tahu siapa gue. Yang terpenting sekarang lo udah nggak bisa ke mana-mana! Cukup diem di situ sampai ada yang nyelamatin lo!" serunya disusul kekehan.

Dia mengetuk pintu, memastikan jika Zifa masih sadar. Mengingat siapa saja yang berlama-lama di gudang pasti merasa pengap sehingga berpotensi pingsan. Terlebih, lampu yang tadinya menggantung di atas sudah rusak. Tinggal ventilasi sebagai sarana masuknya cahaya dari luar yang digunakan sebagai penerang. "Lo masih hidup 'kan?"

"Please ... buka. Bentar lagi jam istirahat habis. Gue ada kelas, harus masuk," balas Zifa lirih.

"Kirain udah mati. Masih hidup ternyata lo!" gadis itu tertawa, lalu menjauh dari gudang kala pergelangan tangannya ditarik orang bertopi hitam.

Dia Mengisyaratkan pada gadis yang mengurung Zifa tadi, agar tidak memberi tahu siapapun mengenai jebakan ini.

Dengan patuhnya si gadis mengangguk cepat.

Dengan bangga, orang bertopi hitam itu bersedekap dada, menyunggingkan smirk kemudian. "Misi pertama berhasil."

•••

Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang