Love Destiny
•••
Jarum jam baru menunjukan pukul 01.15 WIB. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat itu justru terbuang sia-sia. Dua orang suami isteri terdengar sibuk beradu mulut di dapur, mempermasalahkan hal yang sebelumnya sudah mereka bahas.
Problem dalam rumah tangga merupakan hal wajar. Setiap permasalahan pasti memiliki jalan keluarnya masing-masing. Namun, sayang. Terkadang karena ego dalam diri, solusi itu jauh dari jangkauan.
Prak!
"Mas! Kamu apa-apaan, sih!"
Naomi mengambil ponsel yang tergeletak di lantai dengan kondisi layar pecah. Mata wanita itu berkaca-kaca disusul kelima jari mengepal sempurna, menggenggam erat ponsel yang telah rusak. "Kamu keterlaluan!"
"Ngapain kamu masih berhubungan sama dia? Masih belum puas, hah?" Rafka menatap nyalang sang Isteri. Kilatan amarah terlihat jelas di kedua bola matanya. Dia tak menyangka, ternyata Naomi masih berhubungan dengan lelaki yang pernah berstatus sebagai selingkuhannya.
"Kamu salah paham. Dia cuma---"
"Halah! Nggak usah banyak alasan! Inget, kamu lagi hamil anak kita! Atau jangan-jangan anak itu hasil dari hubungan gelap kalian?"
Plak!
"Jaga mulut kamu! Saya memang pernah melakukan kesalahan. Tapi, saya tidak serendah itu sampai melewati batas!" Air mata yang sedari tadi ditahan akhirnya luruh bebas. Sesak di hati kian menjadi-jadi. Ucapan sang suami barusan sukses menghantam kuat ulu hati sekaligus menghancurkan harga dirinya sebagai seorang wanita.
Malam minggu lalu, saat sang putri sulung keluar bersama temannya, mereka jua turut keluar. Mereka berniat menyelesaikan masalah ini. Apalagi setelah bertemu dengan orang pihak ketiga, susah payah Naomi mengatur agar tak terjadi perkelahian di antara dua pria itu. Tanpa berbasa-basi, dia mengutarakan tentang keinginannya. Naomi juga memberitahu bahwa dirinya tengah mengandung. Pria itu tak masalah, toh sejak lama dia dan Naomi memang tidak sedekat dulu.
Naomi jua meminta agar pria itu menjelaskan pada sang suami jika selama mereka berhubungan, tidak pernah ada kontak fisik. Sekedar menyandang status lebih dari teman dekat.
"Kamu harus sadar, kenapa aku melakukan hal itu! Karena kesalahan kamu juga, Mas! Kamu terlalu masa bodo dengan keberadaan aku sebagai isteri kamu ...."
Surya memalingkan muka, enggan menjawab. Napasnya memburu, menahan emosi yang sempat memuncak.
"Kalau saya tidak ingat dengan putri dan calon anak kita, saya pasti sudah menalak kamu," cerca Rafka sarkas, menekan batin Naomi begitu dalam. "Sudahlah. Lupakan saja masalah ini dan saya minta, jangan pernah membahas lagi!"
Seakan tertusuk ribuan belati, hati Zifa terasa perih, udara sekitar mendadak menipis. Mata pun memanas, jantung seakan diremas begitu kuat. Sejak awal dirinya mendengar pertengkaran kedua orang tuanya secara langsung. Dia diam-diam menguping dari balik dinding.
Bibir bergetar, menahan tangis yang siap pecah. Kedua tangan berangsur meremas baju tidur bagian bawah. Pikirannya sekarang benar-benar kalut.
Sudah diduga, lambat laun pasti papahnya itu akan mengetahui perilaku ibunya di belakang.
Zifa, orang yang pertama tahu soal tabiat Naomi. Namun, dia memilih bungkam dengan alasan tak mau keluarganya hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]
Teen FictionNOTED: Terinspirasi dari kisah nyata. New version! _________________________________________ Luka memang nyata. Namun, mengapa setiap luka yang Zifa dapat selalu berasal dari kaum adam? Luka dari tetangga, selingkuhan sang ibu, teman baru, dan pal...