°Love Destiny 50°

224 18 32
                                    

Love Destiny

•••

"Iya, Tante. Ini Nadin udah lagi sama Andra, kok. Bareng Zifa juga malah."

Di layar ponsel Nadin sekarang, terlihat wajah Kinan. Mereka tengah melakukan video call. Tentunya dengan didampingi Andra dan Zifa di dekat gadis itu. Kini mereka bertiga sedang berada di kantin sekolah.

[Iya, Sayang. Kamu baik-baik, ya sama Andra. Kalo bisa nanti pulang bareng dia. Sekalian kamu mampir ke rumah, Tante kangen sama kamu soalnya.]

Sekali lagi Nadin tersenyum senang. Meskipun kekasih Andra sekarang adalah Zifa, tetapi restu bunda Andra senantiasa ada padanya.

"Iya, Tan. Aku juga kangen sama Tante. Udah lumayan lama kita nggak ngobrol langsung," kata Nadin terkekeh ringan.

Sejujurnya Andra dan Zifa merasa malas. Masalahnya Nadin mendadak bergabung bersama mereka tanpa izin. Mengganggu waktu berdua guna membicarakan hal penting.

[Coba Tante mau lihat kamu suapin Andra. Kalian lagi di kantin 'kan?]

Permintaan Kinan itu terdengar jelas di telinga Zifa. Sontak saja tubuhnya tergeser kala Nadin menariknya sengaja, mengambil posisi duduknya di sisi Andra.

"Iya, Tan. Aku suapin Andra-nya, ya." Tangan Nadin lantas bergerak menyendok nasi goreng di piring Andra. Awalnya cowok itu menolak saat Nadin hendak menyuapi. Namun, karena paksaan Kinan alhasil dia pasrah menerima.

Zifa hanya bisa memperhatikan dalam diam. Tidak berani berkomentar apalagi mencegah.

Mengapa Kinan terang-terangan meminta Nadin untuk menyuapi Andra? Padahal wanita itu tahu akan keberadaan dirinya.

"Iya, Tante. Wa'alaikumssalam."

Panggilan mereka pun berakhir. Jelas sekali jika air muka Nadin berseri-seri. Berbanding balik dengan hati Zifa, dia amat gelisah dan merasa sesak di sana.

"Eh, iya. Maaf, ya tadi gue ganggu kebersamaan kalian. Soalnya Tante Kinan yang nyuruh gue ke sini," ujar Nadin bangkit dari duduknya.

Zifa menatap datar. "Nggak masalah.'

"Andra, aku ke kelas duluan, ya. Jangan lupa nanti kita pulang bareng, sesuai permintaan bunda kamu."

Andra tak menyahut, sibuk menyingkirkan piring yang masih menyisakan setengah isi. Seketika napsu makannya menghilang.

Cup!

"I love you more!"

Tindakan tak senonoh Nadin barusan jelas mengundang tatapan tak santai dari para pengunjung kantin. Termasuk Zifa. Dia melotot hebat dibarengi sang pelaku yang melarikan diri begitu saja.

Sedangkan sang empu pipi langsung mengumpat. Untuk kedua kalinya dinding pipinya mendapat kecupan basah dari bibir  Nadin.

"Wah, si Nadin berani banget! Nyium Andra di depan ceweknya langsung!"

Saat itu juga Zifa merasa, jika keseluruhan bola matanya memanas.

•••

Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang