°Love Destiny 54°

235 12 59
                                    

Love Destiny

•••

"Iya, Tan. Nadin baik-baik aja, kok. Tante tenang aja." Nadin langsung berhambur ke pelukan Kinan saat itu juga. Dia tak menyangka bahwa bunda dari Andra ini datang ke sekolah hanya untuk bertemu dirinya.

"Tante khawatir banget waktu denger kamu pingsan di sekolah. Untung mamih kamu ngabarin Tante, makanya sekarang kita bisa ketemu," ujar wanita itu mengecup singkat puncak kepala Nadin.

Mawar yang memperhatikan interaksi dua kaum hawa di depan mata itu tersenyum haru. Ternyata ibunda Andra sangat menyayangi putrinya, tidak seperti perkiraan sendiri. Dia turut bahagia melihat senyum manis dari bibir Nadin.

"Jeng, saya mau nanya. Andra 'kan sebelumnya udah ada pacar. Nah, apa Jeng nggak masalah kalo mereka putus demi Nadin?" tanya Mawar pada Kinan.

Tidak langsung menjawab, Kinan lagi-lagi mengecup puncak kepala Nadin. Lantas menatap wanita seumuran yang duduk di kursi single ruangan kepala sekolah. "Saya seneng banget malah, Jeng. Karena sejujurnya saya lebih suka kalo Andra sama Nadin daripada Zifa. Jadi, bukan masalah besar buat saya."

Mendengar respon di luar dugaan barusan, bibir ranum Nadin mengukir senyum samar. "Tante nggak marah sama Nadin?"

"Nggaklah. Emang Tante marah karena apa?"

Mawar menatap putrinya yang kini berada di rengkuhan Kinan. "Nadin itu anak yang manja. Apalagi selama ini dia selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Jadi, maklum aja kalo dia sampe segitunya sama Andra."

"Justru karena itu saya dukung kalo Andra sama Nadin," kata Kinan terkekeh pelan, membuat ibu dan anak di dekatnya kompak mengerutkan dahi bingung.

"Karena apa, ya, Tan?" tanya Nadin penasaran.

"Karena Tante tahu kamu beneran tulus sama Andra. Dari cara kamu berjuang buat dapetin dia. Ya, meski caranya anti mainstream." Kinan membalas seraya senyum-senyum sendiri. Mengingat masa mudanya saat memperjuangkan Ganendra dulu.

Mendengar itu, Mawar spontan tertawa kecil,  sementara Nadin dibuat tersipu malu. Meskipun begitu, hatinya sangat bahagia karena berhasil mendapatkan apa yang diperjuangkan selama ini.

Andra, mau sejauh apa pun kamu lari ... jodoh kamu tetep aku.

"Oh, ya, Jeng. Soal kakak Nadin, Jeng nggak—"

Seolah mengerti ke mana arah pembahasan Kinan selanjutnya, Mawar sontak memotong ucapan tersebut. "Bukan masalah. Lagian, Nadin nggak terlibat dalam masalah Dewa."

"Makasih, ya, Tan," ujar Nadin lembut. "Ngomong-ngomong, Tan. Andra, kok lama, ya belum dateng-dateng?"

Baru saja Nadin bertanya demikian, seorang siswa datang memberi sebuah informasi. Informasi yang membuat tiga orang itu bergegas menuju tempat kejadian dengan membawa raut panik setengah mati.

•••

Bugh!

"Brengsek! Nggak tau diri!"

Lagi, perkelahian antara Andra dan Malvin sukar dihindari. Namun, kali ini Malvin yang tampak lebih tersulut emosi.

"Lo siapa ikut campur?" tanya Andra dingin lalu membalas pukulan Malvin tadi.

Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang