Love Destiny
Mulmed: Nadin Irya Alitha
•••
Nadin memeluk erat pinggang Andra dari belakang. Tanpa disadari, sedari tadi ternyata cewek berponi itu tertidur pulas sembari menyenderkan kepalanya di punggung cowok itu.
Motor yang mereka kendarai berhenti di depan alfamart di pinggir jalan raya.
Sang pemilik kendaraan berdoa dua pun berdecak saat menyadari gadis yang di bonceng tertidur nyaman.
Andra menyentil tangan Nadin yang melingkar di perutnya hingga membuat gadis itu tersentak. Dia meminta gadis berwajah agak lusuh tersebut agar turun.
Menurut saja, begitu Nadin mendapat kesadaran kembali, Andra segera menarik tangan gadis itu ke dalam tempat cukup ramai sore ini.
"Andra, kita mau ngapain ke sini?" tanya Nadin.
Sang pemilik nama tidak menjawab. Cowok itu berjalan ke arah di mana troli berada lalu mengambil salah satu. Jika saja bukan ibunya yang meminta untuk berbelanja seperti ini, dirinya pasti akan menolak.
Sedangkan Nadin, dia hanya mengikuti ke mana Andra berjalan. Cewek itu mengedarkan pandangan ke sekitar sampai penglihatannya jatuh pada sosok anak kecil menaiki troli yang tengah didorong oleh sang ibu.
Sepertinya menyenangkan.
Bibir Nadin mengulas senyum. Dia lantas menepuk bahu Andra di hadapannya.
Tanpa menoleh, Andra yang sedang melihat-lihat keperluan mandi pun menjawab, "Kenapa?"
Suara rendah nan berat Andra untuk beberapa saat sukses membuat Nadin tersipu.
Mendadak rasa ragu menyerang. Dia menggigit bibir bawahnya sendiri. Mulut ingin mengatakan bahwa dirinya mau merasakan seperti anak kecil tadi, menaiki troli di dorongan Andra. "Aku, mau naik ke atas situ. Boleh, nggak?" ujarnya dengan suara nyaris berbisik.
Andra mengikuti arah pandang Nadin pada troli di tangan. Otak berputar cepat sehingga mampu memahami keinginan gadis di dekatnya kini. "Berat."
Nadin memasang wajah cemberut. Dia menggoyang-goyangkan lengan Andra, membujuk agar keinginan kecil barusan dituruti. "Aku nggak berat, kok. Boleh, ya ya ya?"
Andra menghela napas kasar. Percuma saja jika dia menolak. Pastinya Nadin tetap akan memaksa. Hingga dua detik kemudian kepalanya mengangguk sekali memberikan izin kepada sang gadis.
Senyum Nadin sontak mengembang. Dia mengambil beberapa barang yang sudah ada di dalam troli sebelum dengan hati-hati naik ke atas sana. Mengisi celah kosong, sembari sesekali menerima uluran barang dari Andra.
Bersamaan dengan tangan Andra mendorong troli belanjaan, wajah Nadin mendongak. Lagi-lagi ukiran manis terbit. Dia mengamati cowok berwajah datar tanpa guratan apa pun, sementara sang empu tengah memperhatikan barang-barang di rak.
Tiba-tiba troli yang Nadin naiki bergetar, secara tak sengaja telah menabrak seseorang.
"Ck. Bisa hati-hati nggak, sih!" Terdengar suara orang itu. Seketika mata sang korban melotot begitu melihatnya bersama Andra. "Lo! Ngapain lo di sini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/201583710-288-k302442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]
Roman pour AdolescentsNew version! _________________________________________ Luka memang nyata. Namun, mengapa setiap luka yang Zifa dapat selalu berasal dari kaum adam? Luka dari tetangga, selingkuhan sang ibu, teman baru, dan paling penting yaitu luka dari cinta pert...