Love Destiny
•••
Hari sudah berganti malam. Bulan pun menampakan wujudnya secara sempurna, sang bintang muncul mempercantik langit malam yang tampak gelap. Cahaya rembulan turun menyinari bumi, menyorot satu bangunan yang begitu mencolok di komplek perumahan itu.
Indra, salah satu penghuni rumah tersebut berdiri tepat di depan kamar saudaranya---Andra. Dia menempelkan daun telinga di pintu, berniat menguping. Siapa tahu dengan begini dia bisa menemukan jawaban.
Dahinya berkerut bingung tatkala hanya ada keheningan dari dalam. Tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang di sana. Ke mana perginya Andra?
"Kurang kerjaan."
Spontan Indra berbalik badan. Menepuk dada berulang kali, menenangkan degub jantung yang bermaraton. "Kaya setan lo tiba-tiba nongol!" serunya dengan sisa keterkejutan.
"Setan teriak setan!" Andra berjalan melewati Indra. Memasuki kamar seraya membawa segelas minuman di tangan.
Indra menghela napas kasar. Nasib menyebalkan memang mempunyai saudara kembaran tipe kulkas dua pintu!
"Gue mau nanya sama lo," ucap Indra ikut memasuki kamar Andra. Cowok itu lantas naik ke atas ranjang, duduk dengan menyilangkan kedua kaki.
Di dekat nakas sana, alis Andra bertaut meskipun Indra tidak memperhatikan.
"Tentang Nadin," lanjut Indra memperjelas.
Andra diam. Tak merespon sedikit pun.
"Tentang doi lo juga," tambahnya lagi sukses membuat Andra menoleh cepat pada Indra.
Indra sontak tertawa. Melihat pergerakan gesit kepala Andra ketika kata 'doi' terlontar. Jelas Andra dapat memahami siapa yang dimaksud.
"Mau nanya apa? Buruan! Lo ganggu!"
Indra mendengkus. Memutar posisi duduk ke samping sehingga aksa leluasa menatap Andra. "Si Nadin dateng ke gue. Dia nanya soal lo sama si rambut pirang. Dia nanya hubungan kalian berdua. Emangnya, kalian ada hubungan apa?"
Jari Andra yang tengah menekan keyboard ponsel berhenti seketika. Lagi-lagi menolehkan wajah menatap serius sang adik. "Lo jawab apa?"
"Ya, jawab sesuai faktalah. Kalian nggak ada hubungan apa-apa 'kan." Indra mengerjapkan mata beberapa kali. Ngeri terhadap tatapan dingin nan tajam yang Andra layangkan. "Biasa aja kali ngeliatinnya! Nggak ada yang salah 'kan?"
"Dia nanya kapan?"
Indra menengguk ludah. Mengusap lengannya yang terasa merinding. "Kok, mendadak kerasa horor, ya?"
"Dia nanya kapan?" ulang Andra lugas.
"Tadi!" balas Indra refleks.
Decihan kesal lolos dari bibir Andra. Cowok itu memandangi layar ponselnya yang menghitam. Ah, dia lupa mengisi daya ponselnya ini.
"Lo ada hubungan sama cewek judes itu?" tanya Indra ingin tahu. Mendadak kadar penasaran meningkat kala teringat sepulang sekolah tadi Andra membawa Zifa ke rumah guna bertemu sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny : Sebatas Luka [Selesai]
Teen FictionNOTED: Terinspirasi dari kisah nyata. New version! _________________________________________ Luka memang nyata. Namun, mengapa setiap luka yang Zifa dapat selalu berasal dari kaum adam? Luka dari tetangga, selingkuhan sang ibu, teman baru, dan pal...