Teman Tapi Cinta

25.

Setelah kejadian kemarin,Amanda memutuskan untuk bersama bareng dengan nichol.hati Amanda kembali merasakan rasanya keindahan jika bersama dengan nichol.entah hati dan raut wajah nya terlihat berbinar karena telah kembali bersama nichol.

"Lo kenapa gitu sih mand sama bokap lo?bukan Lo banget tau"

Hati amanda terasa sesak seketika mendengar ucapan nichol.ia diam,lalu memilih untuk menyembunyikan wajahnya dari tatapan nichol.karena ia tak tau harus jawab apa saat ini.

"Kenapa diem?gue gak suka lo gitu mand"

Kali ini nichol menarik amanda ke dalam pelukannya.dan ternyata benar,Amanda menangis di dalam pelukan nichol.ia mengerti sekali dengan keadaan Amanda yang sekarang ini.amanda saat ini memang benar-benar membutuhkan support dari orang tua nya.nichol pun juga tau jika orang tua amanda memang benar-benar tidak bisa menerima mimpi Amanda yang sangat ingin menjadi penulis handal.

"Gue faham mand,Lo boleh kok nangis di pundak gue, sepuas lo.sampai bener-bener hati lo tenang,oke?"

"Gue gak kuat chol.kenapa sih?orang yang gue sayang malah gak bisa nerima mimpi gue,padahal support dari mereka lah yang gue inginkan"

Nichol memilih diam.ia menatap amanda dengan tatapan yang lekat,mata coklat kepunyaan nichol itu semakin menjadi jelasnya,ia hanya ingin Amanda bangkit,ia tak mau melihat amanda terjatuh dan terpuruk dalam kondisi yang sangat rapuh.ia tak mau melihat amanda seperti Marsha yang dulu,karena nichol tak mau Amanda mempunyai tekat nekat untuk mengakhiri hidupnya seperti marsha.mungkin,jika nichol hari itu tidak datang untuk menemui marsha.bisa jadi saja Marsha sudah tidak lagi di bumi.

"Lo yang sekarang,adalah Marsha yang dulu"

Amanda menangis.ia menunduk,dan ia memilih untuk menutupi seluruh kesedihannya dari raut wajah nichol.sedangkan nichol masih setia untuk kasih Amanda support bahwa bukan dirinya saja yang mengalami hal yang sama dengannya.bahkan ada yang lebih parah lagi dari dirinya, yaitu marsha.

"Inget kan gimana rapuhnya marsha dulu?dia bener-bener rapuh mand.kayak Lo yang sekarang ini,dia bahkan sampai hilang arah.sampai-sampai mau mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.coba kalau saat itu gue gak ada di sampingnya dan menolongnya,gue rasa dia udah pakai kain kafan dan masuk ke dalam liang lahat"

"Iya,gue faham sekarang.kenapa dulu gue bodoh banget,kenapa dulu gue bisa-bisa nya ngelarang lo buat bantu kak marsha, padahal kak marsha memang benar-benar membutuhkan support dari teman-temannya"

Air matanya masih deras membasahi wajahnya.matanya sembab, mulutnya bergetar, tatapannya kosong,pipinya pun hangat.nichol hanya menatap gadis yang selama ini ia sayangi dengan lekat.tanpa di duga,air mata nichol menetes ke pipi.ia pun langsung mengelus rambut amanda dengan kedua tangannya.lalu menyuruh amanda untuk menatapnya bersamaan.

"Mand,gue lebih rela lo kehilangan gue.daripada lo harus kehilangan orang yang udah mau berusaha untuk bikin lo maju, walaupun tidak sesuai dengan hati lo.yaitu bokap dan nyokap lo.mungkin, persahabatan kita memang harus selesai sampai disini.karena,ada banyak hal yang harus Lo lakuin.lo masih punya caitlin,Marsha,dan juga susan.mereka masih bisa bantu lo mand.dan gue, selamanya gak akan pernah mampu bikin lo bangkit"

Amanda hanya menangis karena telah mendengar semua ucapan nichol."gue hanya ingin Lo bangkit.gue mau amanda yang dulu.yaitu,Amanda yang selalu ceria,Amanda yang selalu tersenyum walau hatinya sedang sedih,dan amanda yang selalu bersemangat mengejar semua mimpi-mimpinya.dan makasih mand,udah ada dalam hidup gue walaupun mungkin sekarang gue harus benar-benar lepas dari hidup lo"

Mungkin,Amanda kali ini benar-benar di bungkam.ia tak mampu bersuara sedikit pun,ingin sekali rasanya ia berteriak.melampiaskan kesedihannya di dalam kesunyian malam.dan ingin juga menangis deras di guling dan bantal kesayangannya.nichol hanya menarik amanda ke dalam pelukannya,ia kasih semua kehangatan ke dalam raga amanda.setelah menangis bersamaan.nichol pun mengajak amanda untuk pulang,dan berdamai dengan papa nya.