37.

45 5 6
                                    

Caitlin bangun dari tidurnya.Cahaya matahari masuk melalui tirai kamarnya,dia duduk di pinggir kasur,meraih gelas dan langsung ia isikan air untuk diminum olehnya.Lalu mengambil handuk untuk bergegas mandi.Saat ingin menuju ke arah kamar mandi,dia terkejut karena melihat Jessica yang duduk di depan pintu sembari memegangi boneka beruang berwarna coklat.

Mata Jessica berwarna hitam, seperti orang yang belum tidur.Caitlin pun mendekatinya,menanyakan mengapa dirinya.
"Jes, lo kenapa?"

Jessica tetap diam,tidak menjawab.Tatapannya juga kosong, seperti ada yang dipikirkan olehnya."Kalau lo diam gini,gue nggak tahu lo kenapa."

Dia tersenyum."Gue nggak apa,Cait."

"Serius?Gue nggak yakin kalau lo lagi baik-baik saja,cerita Jes,gue siap jadi tempat untuk lo bersandar."

Awalnya Jessica diam sambil menatap Caitlin.Lalu selang tak beberapa lama,Jessica memeluk Cailtin dengan sangat erat.Caitlin kaget,dia diam,tidak berbicara,membiarkan Jessica meluapkan semua rasa kesedihannya di dalam pelukan Cailtin.Jessica ternyata tidak kuat jikalau di pendam sendirian,tidak sanggup untuk merasakannya sendirian.Ini masalahnya,bukan masalah orang lain.Tetapi bagaimanapun juga,Jessica butuh support dari seorang teman.

Caitlin mengelus pundak Jessica dengan begitu lemah lembut.Energi Jessica seperti bisa masuk ke dalam raga Caitlin,dia merasakan apa yang Jessica rasakan saat ini.Dia jadi teringat akan Brayn,kemana dia?mengapa Jessica tidak cerita kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Apakah ribut?Atau sedang diam-diam-An dan berujung putus?Ah,entahlah.Cailtin tidak tahu,tetapi yang Jessica rasakan sama persis dengan kejadian Cailtin yang lalu, diam-diam-An dan berujung putus.Tapi,Caitlin tidak mau Jessica putus,dia tidak mau melihat temannya merasakan nasib yang sama.

"Gue putus sama Brayn,Cait."Akhirnya, kata-kata itu keluar dari mulut Jessica.

Mata Caitlin membulat sempurna,sekaligus kaget juga."Lo serius?"

Dia mengangguk pelan,air matanya sudah tumpah terlalu banyak.Cailtin jadi tidak tega,karena yang di alami olehnya,terulang lagi kepada temannya sendiri."Mungkin ini karma."Ucap Jessica tiba-tiba.

Caitlin mengernyit bingung dengan ucapan Jessica barusan."Karma?Maksud lo,gimana?"

"Iya.Mungkin gue kena karma,akibat ngerebut Brayn dari lo."Kata Jessica.

Tiba-tiba saja,mulut Caitlin bungkam seribu bahasa setelah mendengar ucapan dari Jessica.Dia seperti terlempar ke jurang yang banyak buaya-Nya.Tatapan Jessica semakin tajam,semakin dalam.Yang membuat Cailtin takut ialah kalau Brayn kembali padanya dan Jessica akan membencinya, Cailtin tidak mau itu.

"Jes,itu masalalu,nggak usah di ungkit,ya?"Ucap Cailtin.

Jessica menggelengkan kepalanya."Mungkin itu pemikiran lo.Brayn masih cinta sama lo,dia memang kasih gue perhatian,kasih gue kasih sayang, meskipun jarang hanya kadang-kadang,gue juga bersyukur,tapi sayangnya,gue bukan lo.Gue Jessica,bukan Cailtin."

Cewek itu menyeka air matanya sendiri."Gue titip hati gue di hati lo,ya?Jaga hati gue,jangan biarin dia terluka."Ucapnya lagi sambil berdiri."Gue ke kamar dulu,ya?Mau istirahat,semalam soalnya gue nggak tidur."Lalu pergi meninggalkan Cailtin sendirian.

Dalam pikiran Caitlin,jiwanya terus bermuara kepada Brayn.Caitlin tidak mau menyia-nyiakan harapannya yang ingin belajar ikhlas, meskipun Jessica menitipkan hatinya untuknya,tetapi tetap saja, Caitlin tidak mau kembali kepada Brayn.Karena usaha itu tidak bisa di tunda ataupun di cancel begitu saja.Dia sudah berjanji jikalau akan terus mempertahankan usahanya sampai benar-benar ada yang datang dan tak ingin pergi.

<•>

Waktu mau masuk ke dalam kelas,Amanda terkejut akan kehadiran Dimas dan Verrel.Amanda bukan terkejut karena Dimas,tapi dia terkejut karena Verrel datang padanya.

Teman Tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang