33.

59 5 2
                                    

Matahari kini mulai terbenam, memperlihatkan warna oranye bercampur warna jingga.suara lalu lalang dari angkot,metromini,bajaj,motor,mobil dan alat transportasi lainnya.Amanda sedang duduk di sebuah warteg sebrang kampusnya.Dia menunggu nichol yang katanya akan menjemputnya.tetapi,sampai sekarang nichol tidak menampakkan batang hidungnya.

Hujan pun turun,Amanda yang semulanya cuman cemberut,kini menjadi teramat kesal dengan nichol.Lalu ia pun langsung saja menelfon nichol,menunggu balasan darinya.Selang beberapa detik,telfon terangkat."Bidadari udah nunggu lama ya?"Tanya nichol,dengan nada yang terdengar sedikit merayu.

"Kamu dimana sih?!aku nungguin kamu lama banget,dan sekarang apa?hujan!udahlah,aku malas kalau kamu nggak tepat janji!"Amanda kesal,Dia mematikan telfonnya secara tiba-tiba sebelum nichol berbicara.Dan pada akhirnya,Amanda memesan nasi sayur dan teh manis untuk menunggu hujan reda.

Amanda meniup-niup nasi yang masih terlihat sangat panas.Di tiupnya dengan perlahan,lalu memasukkannya ke dalam mulut imutnya.Saat sedang asyik mengunyah nasi nya, Tiba-tiba saja ada seseorang yang membisikkan sesuatu di telinganya."Bidadari,kata dewa langit, bidadari nggak boleh marah sama manusia yang ada di samping bidadari ini"Dan orang itu adalah nichol,Amanda tidak terkejut justru malah mengabaikannya.

"Tuh kan,aku aduin ke dewa langit ya?biarin bidadari di hukum"Nichol masih setia menggoda amanda agar dia tidak marah lagi padanya."Kalaupun di hukum sama dewa langit,si manusia ini akan marahin balik,biar bidadari nggak sedih"Nichol menyikut lengan Amanda , itupun membuat amanda kesal bukan main."Ih apasih?!aku lagi nggak mau bercanda"

Amanda berdiri sambil membayar nasi yang tadi dia pesan.Nichol pun ikut berdiri."Eh...mau kemana?hujan loh..nanti kalau bidadari kena air hujan,bisa jadi Putri duyung,gimana? memangnya mau ketahuan kedoknya?"Nichol mulai mengada-ngada,Ingin sekali saja amanda marah pada nichol,tetapi mengapa selalu gagal?pasti akan gagal,karena apa?nichol akan kasih sejuta rayuan agar amanda luluh dan tidak memarahinya lagi.

"Kamu tuh bisa nggak sih,sehari aja nggak kasih rayuan gombal kayak gitu?aku tuh pingin marah sama kamu,tapi kenapa selalu nggak bisa?"Amanda kembali duduk sambil melemparkan tatapan jengkel.Nichol pun duduk di sebelah Amanda sambil tersenyum jayus,Dia menatap amanda sambil menompangkan dagunya."Cantik banget sih bidadari yang satu ini,Ya Tuhan...tolong jangan ambil bidadari ini dari bumi"Nichol berbicara yang masih setia sambil menatap wajah amanda yang masih tertekuk bagaikan baju yang belum di setrika.

"Bodo,ah!Jangan ngelihatin aku kayak gitu kenapa sih,chol?aku nggak nyaman"Jengkel Amanda sambil menjauhkan wajah nichol darinya."Nggak nyaman,atau salting?"Kali ini nichol mengusap-usap rambut amanda gemas."Ah bodo!"Jawab Amanda dengan ketus,lalu meninggalkan nichol begitu saja.Padahal masih hujan."Mau mandi hujan?Kalau mau,yaudah yuk,tapi jangan salahin aku ya bidadari,kalau nantinya kaki kamu berubah menjadi ekor ikan duyung"

Amanda tersenyum menatap hujan yang turun secara deras."Aku mau mandi hujan"Ucapan itu keluar dari mulut Amanda."Serius?yaudah yuk,naik motor dulu"Ajak nichol sambil memegang tangan amanda.Nichol memegang stang motor nya,lalu menyuruh amanda untuk berpegangan seperti biasa, memeluk dan menompangkan dagunya di pundak nichol."Bidadari pegangan yang kencang ya...soalnya kalau nggak kencang nanti bidadari sakit"Teriak nichol heboh.

"Kalau kencang, gimana?"Tanya Amanda sambil tersenyum menatap nichol yang fokus kepada arah jalanan."Kalau kencang, bidadari nggak akan sakit,Tapi bakalan sayang sama nih manusia"Nichol menjawab sambil menunjuk pada dirinya.Anehnya Amanda tidak marah ataupun mencubitnya,tetapi justru membalasnya dengan pelukan yang benar-benar dia eratkan.

Nichol dan amanda merasakan kebahagiaannya di derasnya hujan, tertawa-tawa,saling merasakan dinginnya air hujan.dingin?banget.Tetapi jikalau memeluk badan nichol,rasa hilang itu akan hilang."Bidadari?"Nichol bertanya kepada amanda yang masih setia menompangkan dagunya di pundak nichol."Hmmm"Jawabnya sambil melihat-lihat suasana Jakarta saat hujan.

Teman Tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang