Amanda kini masuk ke dalam ruangan Dimas.Selaku ketua mapala,Amanda mengatur nafasnya.Dia gugup saat ingin bertemu dengan Dimas ,orang yang tidak pernah dia ajak bicara.Kini,dia akan bertatap muka langsung dengannya."Lo tunggu di sini aja deh"Amanda masuk, menyuruh Caitlin untuk duduk di kursi panjang yang sudah di sediakan.Sebenarnya Amanda tidak ingin,tetapi untuk mengisi buku absensinya,maka dia harus mau.
"Permisi"Suara Amanda begitu sangat lembut.Membuat Dimas yang sedang menata berkas-berkas menengok.Dia memiringkan kepalanya."Kamu... Amanda Amalia?iya,kan?"Kedua mata amanda membulat kaget,Dia terkejut karena Dimas mengetahui namanya,padahal kan Amanda sama sekali belum pernah berbicara ataupun berkenalan dengannya.
"Kok... kakak tahu?"Amanda gugup.Dimas hanya terkekeh geli melihat amanda yang gugup seperti sedang di introgasi sama polisi."Gue tahu lo dari Susan,cewek gue.Katanya lo itu orangnya suka banget bikin cerita ya?"Dimas mulai duduk,dia juga mempersilahkan Amanda untuk duduk dengannya.
"Iya kak"Amanda menjeda pembicaraan sambil tersenyum kikuk,lalu kembali berbicara ke inti."Ohiya kak,Nanti malam sibuk nggak?"Amanda bertanya sambil menggigit bibir bawahnya dan meremas dengkulnya, berharap Dimas akan mengabulkan permintaannya."Aaaaa..nggak sih.Memang kenapa?"
Seperti ingin berteriak rasanya,hati amanda meledak-ledak seperti gunung berapi aktif yang di dalamnya terdapat lava-lava panas yang akan meledak.Dia akhirnya memberanikan diri untuk tersenyum lebar,dan memperlihatkan lesung pipinya."Kalau gitu,Lo...mau nggak kalau nanti malam temani gue untuk bikin karya tentang cerita gitu.Gue butuh seseorang yang begitu benar-benar kritis dalam puisi, kira-kira lo mau nggak?"
Dimas tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya.
<°>
Setelah selesai,Amanda keluar dengan tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.Sedangkan caitlin hanya mendengus sebal,karena melihat senior yang ia kagumi bisa dekat dengan Amanda sekarang."Sssst!"Caitlin menutup mulut Amanda agar dia tidak berbicara yang justru akan bikin jiwa Cailtin iri.
"Kenapa sih lo?"Amanda kesal sambil menepis tangan Cailtin."Udah diam!gue tahu lo bakalan mau bilang kalau kak Dimas nanti bakalan menuhin semua permintaan lo!"Cailtin kesal,lalu menarik tangan amanda untuk segera masuk ke dalam kelas.Sedangkan Amanda menahan tawa saat melihat Cailtin yang marah-marah karena iri padanya.
<°>
Nichol melemparkan tas nya ke bangku tempat duduknya.Dia menggeram kesal karena teringat akan verrel akan malam itu."Banci!"Batin nichol sambil memukul mejanya.Teman-teman nichol sontak menoleh ke arah nichol,mereka semua terkejut melihat nichol yang seketika ngamuk tidak jelas.
"Kenapa lo?!"Ucap Bryan yang langsung menghampiri nichol."Gue harus kasih pelajaran ke verrel,bangsat!pengecut!banci!"Nichol terus memaki Brayn.Dia berdiri seprti ingin menghampiri targetnya.Yaitu verrel.
"Eh,mau kemana?bentar lagi kelas mau mulai,chol"Brayn menarik tangan nichol.Tetapi,Nichol jikalau sudah kesal bercampur emosi bakalan susah untuk di bujuk.dia akan melakukan sesuai apa yang ada di hatinya.Brayn hanya bisa diam,lalu mengambil tas nichol untuk memasukkannya ke dalam tas miliknya.
Dalam perjalanan ingin mengambil motor, Nichol menggeram kesal.Dia memasang wajah sinis, tatapannya berubah menjadi ganas.Dia juga mengepalkan tangannya.Nichol mengambil motornya.Melajukannya dengan sangat kencang,Dia ingin menghampiri verrel yang berada di universitas UI.Nichol tahu kalau disana juga terdapat Marsha,Susan,dan Iqbaal.Tetapi dia masa bodo,Yang sekarang ini dia ingin lakukan yaitu meminta kejelasan,mengapa verrel melakukan itu terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Cinta
Romanceawal pertemuan yang tidak di sengaja! pertemuan antara dua ank perempuan dan ank laki-laki, pertemanan mereka sudah hampir lama dan..... tunggu aja guys!hehehehe COMING SOON!!!