Seulas senyum tidak bisa Amanda sembunyikan dari bibirnya saat menginjakkan kaki di Bali. Bali saat itu begitu sangat indah sekali, langitnya, udaranya, suasananya, semuanya. Warga Bali saat itu sedang berbelanja di salah satu pasar terbuka yang menjual berbagai hal. Amanda berjongkok, melihat-lihat gelang yang terlihat sangat lucu. Gelang ukiran itu terdapat ukiran berbagai huruf.
Lalu dirinya juga melihat berbagai topi-topi berbentuk mangkuk khas orang sana. Terlihat sangat bagus juga. Matanya benar-benar berbinar sewaktu melihat pemandangan seperti itu.
"Gelato-gelato ... Kak, gelatonya, Kak." Sang penjual gelato itu menawarkan gelato kepada Amanda agar dirinya membeli.
Gadis itu tersenyum, lalu mengangguk."Boleh, satu, ya?"
"Hei." Angga menepuk pelan pundak Amanda dari belakang.
Gadis itu langsung sontak membalikkan badannya."Eh, Kak Angga?" Katanya sambil nyengir.
"Kamu ngapain di sini?"
"Beli gelato, Kak." Ujarnya."Eh, Kak Angga mau? Biar aku beliin, ya?"
"Hush! Nggak usah lah, aku nggak pingin."
"Beneran, Kak?"
"Iya, Manda." Kata Angga sambil tersenyum manis.
Amanda hanya ikut tersenyum. Setelah mendapatkan gelatonya, mereka berdua pun mengelilingi area Bali. Melihat-lihat warga-warganya yang hari-harinya selalu mencari kutu rambut dan uban rambut. Terkadang ada juga nenek-nenek yang selalu membersihkan mulutnya dengan sirih sampai mulutnya terlihat merah-merah seperti darah.
Lalu tidak lupa pergi ke pantai, menunggu sunset yang sedikit lagi akan segera datang. Di pantai juga ramai, ada turis-turis, ada anak lelaki bermain bola, dan ada juga nelayan yang sedang mencari ikan. Amanda tersenyum melihat pemandangan itu. Rasanya tentram damai tidak ada satupun yang memecahkan suasana indah seperti ini.
Gadis itu berjongkok di pasir, mencoba melukis sesuatu di atas pasir. Angga hanya mengamatinya sambil tersenyum. Menunggu sekitar 2 menit, lukisan Amanda pun jadi. Sepasang manusia lidi yang di gambar oleh Amanda. Yang satu tidak ada rambut, dan yang satu memiliki rambut sebahu.
Angga mengernyit saat melihat gambar itu, dia pun lantas bertanya kepada Amanda."Ini apa, Mand?"
Amanda terkekeh kecil, lalu setelah itu langsung menghela napasnya."Aku cuman pingin ngulang masa kecil aku aja, Kak. Dulu, sebelum fajar datang, Mamaku pasti mengajakku pergi ke pantai, bersama dengan temanku, yaitu Nichol namanya."
Angga setia mendengarkan."Aku sama temanku itu selalu melukis di pasir pantai, Kak, kita menggambar sepasang manusia lidi yang artinya aku dan dia. Yang seperti ku gambar ini." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah lukisannya yang berada di pasir pantai.
"Ooooh, gitu." Angga ber oh panjang."Ngomong-ngomong, temanmu itu di mana sekarang? Masih berteman, kan?"
Itulah yang sulit untuk dijelaskan. Rasanya berat kalau harus berbicara seperti itu kepada Angga, lagipula dia hanya Kakak tingkat, apa iya Amanda juga harus bercerita semua masalahnya kepada Angga? Ah, tidak. Semua itu tidak akan mungkin Amanda ceritakan. Hanya saja Amanda menceritakan mengenai persahabatannya saja, tidak lebih.
"I--i--iya, masih kok, Kak." Amanda grogi sambil tersenyum kikuk.
"Lalu, di mana dia?"
"Mmmm." Amanda menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Dia___ ada di Jakarta, Kak."
Angga duduk di pasir, menyuruh Amanda untuk duduk juga. Angga tersenyum menatap senja, sedangkan Amanda hanya mengikuti caranya saja. Awalnya hening namun Angga berbicara."Aku pernah dengar, kalau persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu nggak akan murni."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Cinta
Romanceawal pertemuan yang tidak di sengaja! pertemuan antara dua ank perempuan dan ank laki-laki, pertemanan mereka sudah hampir lama dan..... tunggu aja guys!hehehehe COMING SOON!!!