44.

37 5 0
                                    

Waktu terus bergulir. Amanda berusaha menenggelamkan masalahnya dalam kesibukan, karena hanya itu caranya. Berusaha menipu diri dengan ilusi, melakukan banyak hal sampai terlupa, meskipun sebetulnya tidak benar-benar lupa, hanya menghilang sejenak. Dan saat tenggelam dalam keheningan, kenangan kembali datang, menyerang dalam berbagai hal. Bisa dalam bentuk tetes rintik hujan di jendela, suara deru lalu-lalang kendaraan, sampai dering telepon di atas ranjang.

Dia membuka handphone yang sudah ada pesan chat dari Diandra.

Mand, kamu di suruh ke kampus sekarang.

Amanda mengernyit saat membaca itu. Bukan apa, disebabkan hari ini dirinya sedang tidak ada kelas dan kebetulan tugas di rumahnya masih sangat banyak. Tetapi langsung dibalas cepat oleh Amanda.

Oke, tunggu, aku otw.

<•>

Tepat 15 menit yang lalu, Marsha mengabari Nichol kalau dirinya di suruh untuk turut serta dalam keberhasilan Komunitas Love Yourself. Cafe herbal saat itu sangat ramai, sudah banyak sekali motor dan mobil yang terparkir di sana.

"Udah pada di rooftop, Mas." Ucap Barista yang berada di sana, karena sedari tadi melihat Nichol yang celingak-celinguk di depan pintu cafe.

"Oke, makasih."

Nichol naik, entah apa yang direncanakan oleh Komunitas Love Yourself. Tetapi dia melihat Marsha sedang membakar jagung di ujung sana.

"Chol, sini!" Teriak Susan yang sedang memegang mic.

Nichol pun mendekat, duduk di samping Caitlin yang tersenyum riang, seperti tidak ada beban di hidupnya, padahal setelah kejadian semalam pasti sudah mendapatkan goresan luka dari Brayn.

"Kabar Manda gimana, Chol?" Tanya Susan yang langsung duduk di sebelah Nichol.

Cowok itu hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Susan."Minum dulu." Kata Cailtin, menyodorkan segelas jus.

"Thanks, Cait."

"Yoi." Ucap Caitlin lalu tersenyum.

Musik beat dinyalakan. Pesta dimulai, semuanya berjoget riang, tetapi tidak terkecuali dengan Nichol. Cowok itu hanya diam mengamati jendela cafe yang diluarnya terlihat sangat sunyi, menyedihkan sekai. Padahal, cafe herbal ini banyak sekali kenangannya. Nichol jadi teringat percakapannya dengan Amanda saat itu.

"Orang yang nanti jadi imam kamu tuh pasti beruntung banget, Mand."

"Beruntung gimana?" Tanya Amanda dengan menahan senyumnya.

"Nanti pas bangun tidur langsung dapet senyuman dari bidadari." Kata Nichol sambil nyengir.

Amanda memukul tangan Nichol sambil mengigit bibirnya menahan tawa dan salah tingkah. Tetapi percayalah, Nichol sangat suka pemandangan wajah Amanda yang seperti itu.

"Kira-kira yang jadi imamku nanti siapa, ya?"

"Harus aku!" Kata Nichol bersemangat."Nggak boleh yang lain, titik!"

"Kok maksa? Hahaha." Amanda tertawa.

"Iya dong, hanya aku yang boleh di dekat kamu, nggak boleh yang lain."

Teman Tapi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang