💞Rencana💞

47 1 2
                                    

Anta mengejar Kenzo yang berjalan dengan cepat, beberapa kali ia meneriaki nama Kenzo namun diabaikannya. Saat Kenzo akan menaiki motornya Anta segera menghadangnya.

"Minggir" ucap Kenzo datar.
"Dengerin Anta dulu, kakak itu salah paham" ujar Anta.
"Gue udah liat semuanya" ucap Kenzo.
"Tapi kakak salah paham Itu sal-"
"Hah gue salah paham gak salah tuh jelas jelas gue liat sendiri dan lo mau ngelak juga"

"Bukan gitu kak, kakak bener bener salah paham" ucap Anta.
"Dimananya gue salah paham? gue liat lo pelukan sama Reno Nta, gue denger lo sama Reno bilang sayang APA ITU YANG NAMANYA SALAH PAHAM HAH!!!"
"Enggak kak itu gak ben-"
"Cih mau ngelak juga cewek murahan" sinis Kenzo lalu meninggalkan Anta yang menegang mendengar kata murahan yang keluar dari mulut Kenzo.
"KAK ZIEL SALAH PAHAM, APA YANG KAKAK LIAT SALAH" teriak Anta menggelegar lalu ia duduk bersimpuh lalu menangkupkan wajahnya.

Reno, Ezra dan Gerald yang melihat itu benar benar emosi namun disisi lain mereka melihat Anta yang menangis bahkan disaat ia menerima makian dari Kenzo  ia mencoba untuk menjelaskan memang Kenzo saja yang memilih egonya sendiri.

"Reno" ucap seseorang dengan tegas bin datar dan rahang yang mengeras membuat aura disana mencekam.
"Pa-pa" panggil Reno gugup, sepertinya papanya menonton kejadian tadi.
"Om Ivan" ujar Ezra dan Gerald kompak.
"Urus sahabat kalian itu, Reno tenangkan Anta lalu cari papa kalau Anta sudah tenang" ucap om Ivan tegas yang membuat ketiga lelaki ini menelan ludahnya kasar.

"I-Iya pa" jawab Reno lalu om Ivan meninggalkan tempat itu membuat ketiganya menghebuskan nafas lega.
"Bokap lo makin hari makin galak" ujar Ezra.
"Bukan galak tapi tegas" ralat Reno.
"Dia galak karna keponakannya disakitin, coba aja lo disakitin orang tua lo pasti kayak gitu apalagi Anta udah banyak menderita, om Ivan pasti tau lah punya mata mata banyak, waktu smp aja Reno pernah mukul orang besoknya sekolah udah lesu amat" ujar Gerald.

"Udah jangan banyak bacot gue mau nenangin Anta dulu, oh iya kalian gak boleh pulang bantu gue buat urus masalah ini" ujar Reno lalu menghampiri Anta yang menangis.

Reno lalu duduk di sampingnya lalu memeluknya menyalurkan kehangatan dirinya. Benar benar keterlaluan sudah berapa kali sahabatnya itu menyakiti sepupunya ini, sudah cukup bersabar Reno tidak melakukan sesuatu dan sekarang ia merasa Kenzo semakin menjadi jadi.

Bukankah sebuah hubungan harus disertai oleh kepercayaan tapi kenapa Kenzo tidak mencoba mendengarkan penjelasan dari Anta apa itu bukan egois namanya.

"Sttt udah jangan nangis lagi, air mata lo terlalu berharga buat orang kayak gitu" ucap Reno.
"Tapi Ren kak Ziel salah paham, itu gak bener kan apa kita salah buat pelukan kita sepupuan disini" ucap Anta.
"Disini lo juga salah kalau aja lo dari awal ngasih tau semuanya kalo kita sepupu gak mungkin ini terjadi apalagi si brengsek itu ngatain lo murahan gue gak terima" ucap Reno dengan emosi.

"Ren udah jangan emosi kasian Anta" ujar Gerald.
"Tau tuh emosian heran, Nta jangan sedih sedih ya sini sama gue aja" ucap Ezra yang hendak memeluk Anta namun yang terjadi adalah ia ditarik oleh Gerald.
"Lo kalo mau cari kesempatan jangan sekarang yang ada lo bonyok" ucap Gerald.

"Udah sekarang lo istirahat ya cuci mukak, kaki sama tangan sebelum tidur gosok gigi" ucap Reno mengelus rambut Anta.
"Reno gak mau nemenin?"
"Gue gak bisa papa manggil gue jadi tidur duluan ya sama Chiko"
"Iya, kakak gue tidur ya. Kayaknya kalian juga udah tau gue siapanya Reno kalian aja gak marah"
"Iya kita udah tau, tidur yang nyenyak ya jangan lupa mimpin gue" ujar Ezra mengedipkan matanya genit.

Anta berjalan masuk ke dalam rumah menuju kamarnya sedangkan ketiga lelaki ini sedang berdiskusi bagaimana caranya agar mereka selamat dari om Ivan, namun disaat itu terjadi seorang pengendara motor tiba di rumah Reno lalu ia memarkirkan motornya di depan gerbang.

About SAMANTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang