Makhluk Kiriman

12K 1.2K 286
                                    

"Jadi gimana dok? Lukanya bisa di sembuhkan, kan?" tanya Mama menatap Dokter khawatir. Aku hanya diam, menyimak obrolan orang  dewasa.

"Lukanya sedikit aneh, dia mengering, mengkerut. Lalu berwarna hitam. Saya saja baru menemukan seperti luka ini," ucap Dokter.

Kami semua yang ada di kamarku terdiam. Mendengar penuturan Dokter.

"Tapi lukanya gak berefek apapun, untuk putri saya, kan Dok?" tanya Mama lagi, Mama nampak begitu khawatir.

"Saya tidak bisa memastikan. Saya sarankan, untuk di bawa ke rumah sakit, Untuk di periksa lebih lanjut," ucap Dokter memasukkan semua peralatan yang beliau keluarkan. Kedalam tas beliau.

Mama mengangguk paham.

"Kalau begitu, saya permisi," ucap Dokter sembari melangkah pergi.

Dokter pergi, diantar kan oleh Mama dan Papa. Kali ini hanya ada aku di dalam kamarku. Aku melirik luka di leher bekas semalam aku di cakar oleh makhluk yang merasuki tubuh Mbak Marti.

Dan saat mendengar kejadian itu, Mama dan Papa langsung pulang. Meninggalkan semua pekerjaan mereka.

Ku kira lukanya biasa saja. Namun, nyatanya tadi begitu aku bangun tidur. Rasa leherku sakit. Sangat sakit, membuat Mama menelepon Dokter keluarga kami.

"Aneh, kenapa lukanya mengering seperti ini?" gumam ku menatap luka tersebut dari kaca lemari.

'Nanti juga hilang sendiri.'

Aku kaget, mendengar suara tersebut. Lalu aku melihat Susan yang duduk di atas ranjang menghadap ke cermin lemari. Setan ini selalu mengagetkanku ketika dia muncul.

"Lo ngagetin gue lagi!" ucapku. Susan diam tidak berekspresi. Aku memutarkan tubuhku, dan menatap Susan aneh.

"Lo kenapa? Tumben diam gitu," tanyaku heran tidak seperti biasanya, susan nampak berbeda . dan kali ini dia  tidak menjawab pertanyaanku, hanya helaan nafas pelan. "Susan! Lo dengerin gue gak sih?"

"Aku takut Sera." Aku mengerutkan kening bingung menatap Susan nampak seperti tidak sedang bercanda. wajahnya menunjukkan ekspresi ketakutan.

"Lo kenapa?" tanyaku lagi jadi khawatir melihat tingkah Susan. Susan menatapku penuh ketakutan. Susan menggeleng kepalanya beberapa kali, ada yang sedang dia sembunyikan.

"Tidak...!" teriak Susan seraya memegangi kedua telinganya. Aku semakin heran ada apa dengan Susan. Kenapa tingkahnya begitu aneh sekarang.

"Susan! Hey, lo kenapa!" ucapku kepadanya. Aku berharap kali ini dia mendengarkanku.

"Aku tidak bisa di sini Sera. Aku harus pergi, karena 'dia'  akan kembali... "

Setelah mengucapkan kalimat tersebut. Susan pergi, hilang bersama angin. Siapa yang dimaksud dengan 'dia' oleh Susan dia selalu memberi tanda tanya untukku, Seolah-olah harus aku yang memecahkan semuanya sendiri.  Lamunan ku buyar, ketika seseorang masuk ke dalam kamarku begitu saja. aku melihat mbak Marti masuk ke dalam kamarku.

"Non, Sera. Maaf mengganggu, Nyonya menyuruh saya untuk memanggil Non Sera. Untuk sarapan bersama," ucap Mbak Marti, wajah mbak Marti sedikit pucat apa karena kejadian kemarin?

Aku tersenyum, "Iya Mbak. Sera mau ganti baju dulu. Nanti Sera ke sana."

Mbak Marti belum pergi dari kamarku. dia tampak akan mengatakan sesuatu.

"Oh iya Non. Maafkan saya Non. Saya benar-benar tidak mengetahui semuanya. Semalam saya melihat sebuah bayangan. Niat saya ingin menghampiri bayangan tersebut. Tapi malah, saya melihat sosok yang begitu seram. Membuat saya pingsan. Dan setelah itu, saya tidak tau apa yang terjadi," jelas Mbak Marti. aku hanya mengangguk paham dengan semuanya, lagian  ini bukan salah Mbak Marti.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang