Arwah

7.4K 1.1K 232
                                    

Hai, selamat membaca:)

Maaf updatenya jadi sore-sore karena mumpung ada yang bagi hotspot :))

****

Aku bangun dati tidur. Setelah merasakan badanku sedikit enakan. Aku menatap jam di dinding, pukul 8 pagi. Untung saja, hari ini hanya ada 3 mata pelajaran. Dan itu di mulai jam 10. Yap, aku sudah kuliah layaknya orang normal. Terhitung sejak seminggu yang lalu.

Selama seminggu aku tidak bertemu Langit, Kak Satya, maupun Metha di kampus. Entah kenapa semuanya menghilang. Oh iya, aku juga sekarang sedang aktif mencari Mia bersama Haris, namun tetap saja. Semuanya nihil, kami belum menemukan Mia sama sekali.

Setelah mencepol asal rambutku. Aku turun dari ranjang. Dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku mengerutkan kening, ketika samar-samar aku melihat sosok yang ku kenali dari arah jendela kamarku.

"Mia..." gumam ku.

Namun, saat mengedipkan mata semuanya hilang. Tidak ada Mia di sana. Apa barusan aku hanya halusinasi? Tapi..... Ah, sudahlah. Sepertinya aku memang sedang berhalusinasi. Aku melanjutkan langkahku, menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi. Aku menatap cermin di wastafel. Gemercik air yang jatuh terdengar. Saat akan mencuci tangan, sebuah tangan mencekal pergelangan tanganku. Cekalannya begitu kuat, aku mencoba melepaskannya.

"Siapa kamu!" teriakku. Namun, tidak ada sahutan. Hanya suara tetesan air di dalam kamar mandi ini. Pandangan mataku, menatap sekeliling. Sembari berjalan mendur tentunya. Aku mengerutkan kening. Ketika melihat ada jejak darah di sini.

Lalu saat aku melihat ke arah kaca di depanku. Ada sebuah tulisan dengan darah. "Kau harus menebus semuanya!"

"Keluar kamu!" teriakku. Namun, percuma tidak ada sahutan atau sesuatu yang keluar. Akhirnya, aku memutuskan untuk keluar dari kamar mandi.

****

Aku keluar dari rumah. Mengunci pintu rumah. Dan berjalan menuju halte depan. Haris sudah berangkat lebih dulu. Karena memang mata kuliah dia jam 8 tadi. Aku terus berjalan, namun rasanya aneh. Seperti ada yang sedang mengikuti.

Aku mendongak kebelakang, untuk memastikan tidak ada orang yang mengikuti ku. Dan nyatanya memang benar. Tidak ada siapa-siapa di sini. Apa ini semua hanya perasaanku saja?

Segera mungkin, aku melanjutkan perjalanan. Tidak berapa lama, sebuah bus lewat. Aku segera masuk kedalam bus tersebut. Aneh, karena tidak ada satu penumpang pun di sini. Hanya ada aku dan pak supir. Aku melihat kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku.

Loh, kenapa jam yang ku pakai mati? Perasaan tadi di rumah baik-baik saja. Tapi kenapa jam ini jadi mati sekarang. Apa eror? Apa baterainya sudah habis?

Aku kembali diam, duduk dan melihat ke kanan dan kiri. Bus berhenti di sebuah halte. Banyak sekali orang yang masuk kedalam bus. Sekarang, Bus yang sepi tidak berpenghuni. Mendadak penuh dan sesak. Seorang anak kecil duduk di sebelahku. Wajahnya pucat, pandangannya kosong lurus ke depan.

"Adek mau kemana?" tanyaku. Dia tetap diam, dan malah menatapku dengan tatapan tajam. Kenapa dia,  kenapa jadi seperti ini?

Aku menatap sekitar, dan melihat ke kanan dan ke kiri. Semua orang berwajah pucat. Pandangan mata mereka juga sama. Sama-sama kosong dan lurus ke depan. Ada apa dengan orang-orang di sini. Mendadak, bulu kuduk ku berdiri. Aku berdiri, mengambil cela untuk menghindar dari mereka.

Secara perlahan, aku berjalan mendekat kearah pintu keluar. "Kiri, Pak!" teriakku. Menggedor-gedor pintu bus. Semua orang menatapku aneh, namun tatapan tajam yang di berikan oleh seorang nenek-nenek kepadaku.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang