Aku dan Abi masih mengobrol berdua diruang keluarga rumah Kak Satya. Mungkin aku jarang sekali mengobrol dengan dia seperti ini.
"Semalam gimana? Ada gangguan gak?" tanya Abi tiba-tiba. Aku mengingat sosok jubah merah yang masuk ke dalam kamarku semalam.
"Aku malah gak bisa tidur."
"Kenapa sayang? Ada yang ganggu kamu?" Abi membenarkan rambutku.
"Iya," aku pun menceritakan kejadian semalam kepada Abi.
"Haris gak denger apa-apa?"
Aku menggelengkan kepala. "Makanya, kayak nyata sama enggak nyata. Aku bingung sendiri, apa kejadian semalam benar? Tapi kalau gak penar aku gak nemuin surat ancaman itu kan?"
Abi menghela nafasnya. "Mereka pengen mengecoh mental kamu juga. Makanya jangan terkecoh, jangan di buat pusing dengan apa yang mereka lalukan ke kita."
Abi mencoba menasihati, aku mengangguk. Benar mungkin agar mental ku terkecoh, dan semua rencana jadi berantakan.
"Aku juga ngerasa ada yang aneh semalam."
"Kenapa emang?" Aku penasaran dengan cerita Abi.
"Semalam aku berantem, sama sosok jubah hitam."
"Jubah hitam?"
Abi mengangguk, dan mulai melanjutkan ceritanya. "Semalam aku lagi operasi, terus pas lagi sendiri. Aku liat sosok jubah hitam. Dan ya berantem."
"Serius? Kamu sempat lihat dia siapa?"
Abi menggelengkan kepalanya. "Tapi...."
"Tapi apa?"
"Dia kayak lagi megang sesuatu."
"Sesuatu apa?" Aku semakin penasaran dengan apa yang Abi akan katakan.
"Kepala manusia."
"Apa?" Kaget, tentu saja saat dia mengatakan hal itu. "Kepala siapa?"
"Kepala...." Abi tampak ragu untuk mengatakannya.
"Abi.... Apa? Kepala siapa?"
"Ti.... Tiara..."
Aku diam, syok mendengar ucapan Abi barusan. "Tiara? Bukannya Tiara sudah...."
"Makanya itu aku bilang mereka ingin mengecoh mental kita sayang. Aku juga syok, kaget liat itu. Tapi itu benar-benar apa yang aku lihat."
Aku langsung lemas, saat mengetahui hal itu. Abi menarik kepalaku untuk disandarkan dibahunya.
"Udah gak pa-pa, kita sama-sama tau kalau Tiara sudah tidak ada kan? Jelas itu bukan Tiara," ucap Abi mencoba menanangkan ku.
"Gimana pun, aku juga punya beban buat bebasin Tiara. Segera bebasin," ucap Aku mengatakannya kepada Abi.
"Segera, kita bakal bebasin sayang. Ingat ya, aku gak mungkin nge biarin kamu sendirian."
Aku mengangguk paham.
"Eh Ser, Bi, makan dulu yuk. Satya udah masak, ayo makan!" Haris tiba-tiba mengajak kami untuk makan malam bersama. Abi menolak, tapi aku membujuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)
HorrorDILARANG PLAGIAT! PLEASE! KALAU PUNYA OTAK DI PAKE BUAT MIKIR! BTW COPYRIGHT BERLAKU LOH! Misteri kematian Tiara telah terungkap. Namun, terungkap semuanya menimbulkan kejanggalan-kejanggalan, di luar nalar. Belum lagi arwah Tiara yang terus meren...