Hai, selamat malam minggu.
Semoga hujan deres:)Happy Reading ❤️
Tinggalkan jejak:)
****
Setelah selsai di mintai keterangan oleh polisi. Kami duduk di sofa ruang keluarga. Mama masih membelai wajahku. Beliau masih saja menangani.
"Syukurlah kalian selamat. Mama gak tahu gimana bisa terjadi kalau kamu gak selamat Nak," ucap Mama menatapku.
"Ma, maafin Sera ya. Udah buat Mama khawatir," ucapku merasa bersalah.
"Mama gak mau kehilangan kamu," ucap Mama menghapus air matanya.
"Oh iya Sera, Papa kok gak lihat Mia?" tanya Papa tiba-tiba. Aku terdiam, bingung harus menjaga apa.
"Iya sayang. Mama gak lihat Mia, kemana dia?" tanya Mama.
"Mia...."
"Mia keknya nginep di tempat temennya drh Om, Tante," jawab Haris. Aku mendongak menatap Haris.
"Oh menginap di rumah temannya. Pasti dia bingung, dan ketakutan harus berbuat apa waktu kamu hilang," ucap Papa.
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Papa.
"Lagian, kenapa Mama sama Papa tahu kejadian ini? Dan kenapa, juga Mama sama Papa harus hubungi polisi dan tim SAR?" tanyaku.
"Beberapa hari lalu, pihak kampus menghubungi Papa. Dan setelah 3 hari kalian gak juga pulang. Akhirnya kami memutuskan memanggil polisi dan tim SAR," jawab Papa.
"Tiga hari?" ucap Haris bingung.
"Kalian hilang selama seminggu," jawab Mama.
Apa? Bahkan aku hanya sebentar di alam gaib. Kenapa bisa selama itu. Pantas saja, Mama dan Papa khawatir dengan keadaan kami.
"Sera, Mama, Papa minta. Kamu segera hubungi Mia agar kembali ke rumah ini. Kasihan dia, pasti masih memikirkan kalian," ucap Papa. Aku hanya mengangguk, bagaimana ini? Bagaimana jika Mama dan Papa mengetahui semuanya. Belum lagi, kalau orang tua Mia, mengetahui juga.
"Mama Papa, ke atas dulu ya," ucap Mama dan Papa. Mereka lalu pergi meninggalkan kami.
"Duh, Ris. Kenapa lo harus bilang kalau Mia ada di rumah temannya," ucapku.
"Gak ada pilihan lain. Kasian nyokap bokap lo kalau sampai tahu kejadian yang sebenarnya," ucap Haris. "Dan gue rasa. Kita harus membuka guci ini," sambung Haris.
Aku menatap guci yang baru saja di keluarkan oleh Haris. "Iya. Ini saat yang tepat buay bebasin mereka," ucap Kak Satya menyetujui ucapan Haris.
Aku mengangguk, Haris memberikan guci tersebut kepadaku. "Hanya lo yang berhak buka guci ini," ucap Haris.
Aku mengambil guci tersebut. Menghembuskan nafas, menyakinkan diri, dan membuka guci di tanganku. Kepulan asap keluar. Bak, jin yang keluar dari botolnya. Aku mengedipkan mataku beberapa kali. Ketika melihat banyak makhluk menggunakan baju berwarna putih.
Pandanganku terkunci pada sosok makhluk yang sangat aku kenali. Ia tersenyum kepadaku. Ini nyata, bukan sekedar mimpi, atau halusinasi semata.
"Ti... Tiara," gumam ku lirih. Aku segera berlari dan memeluk tubuh Tiara.
"Akhirnya, aku bisa menyelamatkan mu," ucapku sembari menangis.
"Terimakasih Sera," ucap Tiara. Ia nampak cantik, kondisinya jauh berbeda dengan yang dulu terakhir aku bertemu dengannya. Tidak ada darah yang menetes. Yang ada, hanya senyuman manis di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH 2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)
HorrorDILARANG PLAGIAT! PLEASE! KALAU PUNYA OTAK DI PAKE BUAT MIKIR! BTW COPYRIGHT BERLAKU LOH! Misteri kematian Tiara telah terungkap. Namun, terungkap semuanya menimbulkan kejanggalan-kejanggalan, di luar nalar. Belum lagi arwah Tiara yang terus meren...