Gerbang Gaib

8K 1.1K 324
                                    

Selamat malam para jomblo:)
*gue juga jomblo:V*

Selamat malam minggu, semoga hujan deres. Btw, tiang listrik aja diluar. Masa kamu fi dalam :V

Happy Reading ♥️

****

"Metha kenapa?" Satya mulai tidak sabar dengan apa yang akan di ucapkan oleh Langit.

"Dua kepribadian," ucapan Langit membuat Haris dan Satya terkejut.

"Maksud lo gimana?" ucap Satya.

"Metha kadang berubah menjadi Sofi," ucap Langit.

"Sofia, maksud lo?" ucap Satya Langit mengangguk.

"Sofia siapa?" tanya Haris tidak paham.

"Sofia adalah sahabat Metha. Sofia meninggal di depan Metha. Sofia juga korban pemuja setan yang di korbankan oleh bokapnya Metha. Metha di paksa buat ikut pemujaan. Mentalnya ke ganggu, dari kecil Metha dapat penyiksaan dari kedua orangnya, dan juga pelecehan. Bahkan sampai besar pun, Metha masih merasakan semua itu."

"Metha gak pernah cerita sama gue. Dulu, gue juga sering lihat tubuh dia biru-biru. Gue tanya kenapa, tapi dia gak jawab. Dan malah marah-marah sama gue," ucap Satya.

"Yang lo pacari tersenyum. Sofia yang suka sama lo sejak dulu. Tapi lo suka sama Metha," ucap Langit.

"Jadi... "

"Metha gak pernah cinta sama lo. Metha bahkan masih menyimpan semua barang yang gue kasih dulu. Waktu dia pindah ke Jakarta, dia di paksa buat ikut sama orang tuanya. Dia ninggalin gue tanpa alasan. Bahkan dulu belum ada kata putus di antara kita."

"Terus lo masih cinta sama Metha?" tanya Haris. Langit diam. "Lo harus bisa pilih di antara Metha dan Sera," sambung Haris.

"Tapi gue takut nyakitin salah satu di antara mereka," ucap Langit.

"Lo pikirin baik-baik," ucap Haris menepuk bahu Langit.

Langit diam, memikirkan semuanya. Ia harus memilih salah satu antara Metha, atau Sera.

****

Sera POV

Aku membuka mata, kepalaku terasa sangat sakit. Tidak ada cahaya yang terlihat. Ini sangat pengap. Dan tubuhku basah seketika.  Nafasku berkurang. Di mana aku? Bukankah tadi aku dan Laura...

Argh! Sial, Metha yang melakukan semua ini. Bagaimana bisa aku keluar dari tempat ini? Aku mencoba mengigit sisi karung. Untung saja karung ini tidak terlalu tebal. Setelah ada cela. Aku pun menyobeknya dengan kedua kukuku.

Semakin lebar dan, akhirnya aku bisa menghirup udara segar. Aku berenang ke tepian. Lalu melepaskan karung yang masih menyangkut di kakiku. Badanku basah kuyup. Sekarang, mau kemana aku. Semuanya nampak gelap. Tidak ada cahaya yang kulihat. Hanya suara hewan malam dan aliran air yang terdengar.

Cahaya bulan pun tidak begitu membantu penerangan. Aku bingung harus bagaimana.

"Siapa itu?" ucapku ketika mendengar suara ranting terinjak.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang