Goodbay Sera (END)

8.9K 1.2K 1.2K
                                    

Hai, hari ini part ending ya.

Terimakasih sudah mau mengikuti dari DEATH 1 sampai DEATH 2.Btw, kalau ada DEATH 3 apakah kalian. Akan ngikutin? Atau udah bosen nih?

Oh iya guys! Jangan lupa tinggalkan jejak.

Sebelum itu, aku pengen kalian kasih kesan, dan saran buat aku. Biar nanti aku bisa perbaiki, dan bisa meningkatkan lagi semuanya.

Maaf banget buat typo. Ku rasa kalau cuma salah nama tokoh atau salah huruf kalian bakalan paham.

Happy reading:)

****

Langit menyimpan ponsel Sera. "Semoga semua ini belum terlambat," ucap Langit penuh harapan.

Langit harus hendak melangkahkan kakinya. Namun, seorang menepuk bahunya. "Woy bro," sapa teman Langit.

"Lo mau kemana?" tanyanya lagi.

"Gue mau ke rumah sakit," jawab Langit.

"Mau jenguk pacar lo itu?"

Langit mengerutkan keningnya. "Kok lo tahu pacar gue di rumah sakit?"

"Ya kan pacar baru lo itu di rumah sakit."

"Metha maksud lo?" ucap Langit. Lelaki itu mengangguk.

"Gue gak nyangka sama lo. Tega ya lo, hamilin anak orang. Nama kita sebagai pengayom masyarakat bakalan tercoreng, kalau semua polisi kek lo," ucap teman Langit tertawa sinis.

"Hamil? Maksud lo apaan sih? Gue gak ngerasa hamilin anak orang!" ucap Langit, mulai tersulut emosinya.

"Buktinya, pacar baru lo itu hamil."

"Me... Metha hamil?" gumam Langit. "Gue harus pergi," ucap Langit tidak menghiraukan ucapan temannya.

Langit masuk kedalam mobilnya. Pikirannya bercabang, antara Metha dan Sera. Di lain sisi, dia khawatir kepada Sera. Namun, di sisi lain juga ia sedang memikirkan Metha. Metha hamil yang di maksud kan oleh temannya tadi.

Tidak berapa lama, lelaki itu sudah sampai di halaman rumah sakit. Ia segera bangkit dan berjalan menuju lobi.

"Permisi Sus, saya mau bertanya. Kamar pasien atas nama Ametha Cindy Ayumna diaman?" tanya Langit kepada Suster.

"Ada di kamar bangsal Mawar nomor 145 Pak," ucap Suster.

"Terima kasih Sus," ucap Langit lalu pergi menuju kamar Metha.

Di depan kamar Metha ada beberapa polisi yang berjaga. "Eh si anjir! Untung lo kesini waktu komandan gak ada!" ucap salah satu teman Langit.

"Kenapa emang?"

"Komandan lagi cari lo. Lo sih pake hamilin anak orang!"

"Gue gak hamilin dia!" bantah Langit.

"Lah dia bunting anak siapa dong?" Tanpa menjawab pertanyaan itu, Langit masuk kedalam kamar Metha. Langit melihat Metha sudah sadar. Tapi malah gadis itu memejamkan matanya kembali.

"Metha bangun, gue tahu lo pura-pura pingsan!" ucap Langit. Metha yang tadinya menutup matanya pun kini membuka matanya. "Anak siapa itu?!" tanya Langit to the point.

"Kamu lupa? Ini anak kamu Bi," rengek Metha.

"Gue gak pernah lakuin itu sama lo Metha!" ucap Langit dengan tegas. Metha terdiam, ia bingung harus menjawab apa. "Sekali lagi, jawab pertanyaan gue. Anak siapa itu?" ucap Langit lebih tegas.

"Kamu jangan tinggalin aku...,"

"Gue butuh jawaban."

"Aku bakalan jawab, tapi... kamu jangan tinggalin aku," rengek Metha. "Anak ini.... anaknya.... Nata."

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang