Teka-Teki

9.8K 1.3K 290
                                    


"Sera, tetap jadi milikku ya?"

Aku terdiam, menahan pipiku yang semakin memanas akibat ucapannya. Pergerakan di tanganku mulai melambat. Kedua mataku juga menatap lurus ke depan. Menatap senyuman manis yang di ciptakan oleh Abi. Ah, rasanya aku sangat berbunga-bunga.

Bagaimana bisa, ada jutaan kupu-kupu yang terbang di perutku. Rasanya aku sangat melayang! Hidupku yang kadang hanya horor saja mendadak, mendapatkan asupan tidak terduga. Saat-saat seperti inilah, saat-saat yang paling menyenangkan.

Abi mengusap pipiku membuat aku tersadar dari lamunanku.

"Aku suka, liat pipi kamu yang merah, kayak tomat ini. Lucu..."

Mendengar ucapannya. Seketika kedua mataku melebar, karena kaget sekaligus juga malu. Sementara Abi dengan tengilnya  malah tertawa, melihat ekspresi wajahku. Aku sungguh sangat malu.

"Kamu ini lucu banget, tau!" Kali ini tangannya terulur untuk mencubit pipiku gemas.

"Bi sakit tau, ini main cubit-cubit aja," ucapku kesal. Dia tersenyum, lalu mendekap tubuhku. Aku sampai kaget, atas apa yang ia lakukan Abi juga mencium puncak kepalaku beberapa kali. Sungguh aku merasakan sayang yang sangat sayang.

"Tidur, sudah malam," ucapnya.

Sejujurnya aku belum mengantuk, bahkan rasanya tubuhku kebas mengingat kejadian hari ini. Ospek pertama, menyembuhkan Abi, lalu ditambah harus berkelahi dengan iblis yang ada didalam tubuh Mia.

Tapi entah kenapa aku merasakan kalau energi pulih seketika, apalagi ada Abi disamping ku.

"Sera, tidur ya," ucap Abi begitu lembut. Aku menatap kearah Abi, kedua matanya terpejam di pundakku.

"Kamu udah ngantuk?" tanyaku.

"Capek badan aku semuanya, hari ini ngelebih hari operasi, ngelawan bandar narkoba tau," ucapnya sembari tertawa. Aku mengusap kepala Abi, membuat Abi melihat ke arahku.

"Kamu istirahat gih," ucapku. Abi memelukku lagi.

"Ini gak bisa bobo sama kamu ya? Pengen meluk kamu sampe pagi," ucap Abi dengan manjanya.

"Gak boleh dong, kan belum nikah. Emangnya boleh? Yang ada di usir sama Kakek nanti."

Aku tertawa menanggapinya, sangat aneh bukan.

"Iya deh iya, enggak gitu. Nanti aja kalau udah nikah ya," ucap Abi. Aku mengangguk. "Gak sabar pengen nikahin kamu."

"Sekarang aja nikahnya gimana?" ucapnya lagi. Aku hanya tertawa mendengarnya. Abi ini ada-ada saja.

"Aku gak kepikiran buat nikah muda," ucapku. Lagian misi ini belum berhasil, masih banyak hal yang harus aku lakukan.

"Yah, aku kira kamu mau nikah muda. Kalau beneran mau langsung gas nih!" ucapnya.

"Jangan dulu Bi, banyak hal yang harus diselesaikan," ucapku.

"Oh iya," Abi terdiam sebentar, melihat kanan dan kiri memastikan di kamar ini hanya ada kami berdua saja.

"Kenapa sih?" Tanyaku kebingungan.

"Kata kamu Satya terlibat dengan anggota sekte itu, terus kenapa kita malah kesini? Bukannya sama saja kita bunuh diri?" ucap Abi pelan, suaranya hanya mampu kudengar.

Aku menghela nafas, memang benar aku sangat mencurigai Kak Satya, tapi aku juga tidak tau harus bagaimana lagi. Apalagi kondisi Mia semakin mengkhawatirkan.

"Aku curiga sih sama dia, tapi Mia lebih mengkhawatirkan. Kakek Darma begitu baik membantu kita, dia juga udah lepasin pelet ditubuh kamu kan?"

"Tetap saja Sera, kita jaga-jaga ya," ucap Abi, Abi mengambilkan sesuatu untukku. Ia menyerahkan pistolnya kepadaku. "Ini buat jaga-jaga."

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang