Kakek Darma (16)

10.3K 1.3K 338
                                    

"Ngapain lo masih disini?"

Aku kaget dengan ucapan Kak Satya. "Jadi gue diusir ini?"

Kak Satya mengangguk, "Udah sana keluar, udah kelar semuanya."

Aku menghela nafas kesal, saat akan keluar ruangan Kak Satya, seseorang mengetuk pintu ruangannya. Aku melirik Kak Satya, Kak Satya memberi kode untuk bersembunyi. Karena memang tidak ada yang tau aku masuk keruangan Kak Satya. Mungkin ini juga alasannya, kenapa dia menyuruhku untuk keluar ruangannya sekarang juga.

"Sini!" ucap Kak Satya pelan, menunjuk kolong meja di ruangannya. Aku segara masuk kedalam kolong meja itu.

"Masuk!" ucap Kak Satya setelah memastikan aku bersembunyi dengan rapih.

Seseorang masuk, aku dapat mendengar suara langkah kakinya. Meskipun aku tidak tau siapa yang masuk kedalam ruangan Kak Satya.

"Ada apa?" tanya Kak Satya kepada seseorang itu. "Lo nyari apa sih?"

Aku masih diam, menunggu lawan bicaranya berkata, siapa tau aku bisa mengenali suara itu.

"Cepat keruangan saya!"

Aku mengerutkan kening, suaranya tidak asing. Nata kah? Tapi sebenarnya memang Nata yang datang.

"Ya udah sih, tinggal manggil biasa emang gak bisa? Pake kayak gitu segala." Kak Satya nampak tidak takut dengan Nata, malah mengomeli Nata yang ada di ruangannya.

"Cepat Satya!"

"Iya-iya!"

Kak Satya berdiri dan langsung pergi dari ruangannya. Aku menghela nafas lega. Apalagi saat mendengar suara pintu sudah tertutup. Aku keluar dari tempat persembunyianku. Menatap ruangan Kak Satya.

"Gak ada apa-apa sih di sini, kayak ruangan pada umumnya," Gumamku, memperhatikan ruangan Kak Satya.

"Tapi kayaknya, gue harus cari tau sesuatu deh. Soalnya mumpung ada di ruangan  Kak Satya."

Aku mengubah pemikiranku, lalu menarik laci meja ruangan Kak Satya, tidak ada apa-apa. Aku menghela nafas, lalu mencari laci lain. Ada satu laci yang tidak bisa dibuka. Tampaknya laci itu di kunci. Aku mencoba mencari kuncinya. Tapi belum ketemu juga. Aku mencari dengan teliti. Sampai aku menemukan sebuah kunci yang tergantung di sisi meja.

"Ini kali ya kuncinya."

Aku langsung mencobanya, dan benar, laci yang terkunci tadi bisa terbuka. Karena sangat kepo, aku langsung melihat isi laci tersebut. Tidak ada yang aneh, tapi kenapa laci ini di kunci? seakan-akan ada hal penting di dalam sini.

Tanpa di duga, aku menekan sebuah tombol yang ada di dalam laci itu.

krekkkk......

Aku kaget, saat melihat sebuah lemari atau lebih tepatnya rak buku bergeser sendiri. Rak buku itu terbuka. memperlihatkan sebuah ruangan gelap. Sebuah pintu rahasia, bak negeri dongeng.

"Kak Satya juga punya ruangan rahasia?"

Demi menuntaskan rasa kepoku, aku masuk ke dalam ruangan gelap itu. Tanganku meraba dinding, untuk mencari saklar lampu. dan lampu di ruangan gelap itu menyala. Sekarang aku bisa melihat isi ruangan itu dengan jelas. ruangan ini mirip sebuah kamar, ada lilin-lilin merah yang disusun, ada sebuah lambang iluminati, foto-foto aneh, juga.....

"Jubah hitam?"

Aku melihat lebih detail jubah hitam tersebut, sama persis dengan jubah yang Mia punya. Hanya berbeda warna saja. "Apa mungkin? Kak Satya salah satu anggota sekte tersebut?"

Aku semakin tertarik untuk mencari tahu semuanya. sampai akhirnya, aku menemukan sebuah buku. buku bersampul hitam, dengan lambang iluminati di cover buku tersebut. Aku memutuskan, untuk membawa buku tersebut, keluar ruangan. tidak ada waktu, jika aku harus membacanya disini.

DEATH  2 (Berpetualang Ke Alam Gaib)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang